TEMPO.CO, Jakarta - Generasi milenial dikenal suka berpindah tempat kerja. Bahkan diperkirakan generasi milenial cenderung gonta-ganti tempat kerja setiap 2 tahun. Menurut pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang industri kreatif, Yoris Sebastian, fenomena ini sah-sah saja.
Baca juga: Benarkah Generasi Milenial Tak Anggap Penting Sekolah buat Anak?
Mudahnya berpindah tempat kerja mendorong generasi milenial lebih berani memutuskan karier yang dipilih. Yoris Sebastian yang telah menulis 8 buku tentang kreativitas dan generasi milenial ini mengingatkan agar generasi milenial fokus menggeluti satu bidang.
"Generasi milenial bisanya punya minat di berbagai bidang. Boleh saja mencoba sesuatu yang baru, tapi harus fokus pada kelebihan kita," kata Yoris Sebastian di Jakarta. Setelah fokus, dia menyarankan generasi milenial tetap setia menggeluti bidang kerja yang sama meski pindah tempat kerja. Yoris Sebastian mencontohkan, jika ada satu orang yang setiap dua tahun pindah kerja, meski begitu dia punya keahlian di satu bidang.
Ilustrasi rapat karyawan. shutterstock.com
Seringnya berpindah tempat kerja juga kerap dikaitkan dengan sifat baper alias bawa perasaan pada generasi milenial. Ihwal ini, Yoris berpendapat lain. "Milenial bukan gampang baper, tapi mereka sudah terpapar informasi tentang hak-hak mereka," ucapnya. Sebab itu, ketika lingkungan kerja dianggap tidak memenuhi harapan mereka, generasi milenial akan hengkang dari tempat kerjanya.