TEMPO.CO, Jakarta - Crystal Widjaja, Senior Vice President Business Intelligence Gojek, sempat kesulitan berkomunikasi saat pulang ke Tanah Air, dua tahun lalu. Maklum, perempuan yang lahir di Texas dan tumbuh besar di California, Amerika Serikat, itu hanya menguasai beberapa kosakata bahasa Indonesia.
Meski kedua orang tuanya yang berasal dari Jakarta, kerap berdialog dengan bahasa Indonesia di rumah, dia kesulitan merangkai kata. ”Susah kalau kalimatnya panjang dan formal,” ujar Crystal, 26 tahun, kepada Tempo, beberapa waktu lalu. Beruntung, kebanyakan rekannya di kantor Gojek di Blok M, Jakarta Selatan, cas-cis-cus bicara bahasa Inggris, sehingga pekerjaannya tidak terganggu.
Namun Crystal tetap bertekad menguasai bahasa ibunya. Lulusan Jurusan Ilmu Politik University of California, Berkeley, ini memilih belajar secara otodidaktik. Untuk meluweskan lidah Amerika-nya, dia sedikit-sedikit mengurangi porsi interaksi dalam bahasa Inggris. ”Supaya bisa lebih cepat, saya harus langsung praktik dan latihan,” katanya. Crystal merasa sangat terbantu oleh rekan-rekan kantor yang sering mengajarinya kata ataupun kalimat dalam bahasa Indonesia.
Crystal Widjaja. LinkedIn
Selain kamus dan ensiklopedia, alat bantu Crystal adalah aplikasi Go-Jek. Caranya, dengan menelisik deretan menu di Go-Food, fitur pemesanan makanan. Kalau sudah dipesan, nama masakan itu biasanya menempel di kepala. Yang paling diingat, "ayam geprek,” ujarnya.
ANGELINA ANJAR