TEMPO.CO, Jakarta - Orang zaman sekarang susah berpisah dari gadget. Dari bangun tidur hingga mau tidur kita rutin memeriksa ponsel. Bahkan ketika sedang bersama orang lain, seperti teman atau kekasih, tidak jarang perhatian kita masih tertuju ke ponsel.
Baca juga:
Cinta Pertama Bikin Susah Move On, Apa Sebabnya?
Berteman dengan Mantan Pacar Boleh, Tapi Patuhi 4 Rambu Berikut
Perilaku ini disebut dengan phubbing, kependekan dari phone snubbing. Terdengar sepele tetapi jika terus dilakukan, hubungan dengan orang terdekat bisa terancam. Menurut penelitian “Phubbed and Alone” yang dilakukan Meredith David, PhD, dan James A. Roberts, PhD dari Universitas Baylor di Waco, Texas, Amerika Serikat, saat ini rata-rata orang mengecek ponsel hingga 150 kali sehari.
Yang menyedihkan, perilaku mengecek ponsel ini terjadi tidak hanya ketika seseorang sedang sendiri dan tidak melakukan apa pun. Bahkan di tengah pekerjaan atau ketika bersama pasangan, orang tetap memperhatikan ponsel. “Ironisnya, ponsel yang awalnya dirancang untuk mempermudah komunikasi kini justru menjadi penghalang hubungan sosial antarpribadi,” tulis Meredith dan James dalam hasil penelitian yang diluncurkan Maret 2017.
Dalam riset itu, mereka menemukan sebanyak 46 persen pasangan melakukan phubbing dan 22 persen di antaranya mengatakan, perilaku ini telah menyebabkan ketegangan di dalam hubungan. “Dalam interaksi sehari-hari, orang sering beranggapan gangguan sesaat yang disebabkan ponsel bukanlah masalah besar. Namun, temuan kami menunjukkan banyak pasangan yang tengah menghabiskan waktu bersama tetapi terganggu oleh pasangannya yang lebih memperhatikan telepon genggamnya,” tulis Meredith.
Pakar hubungan dari The Hart Centre Australia, Julie Hart, menambahkan, phubbing bisa menumpulkan beberapa faktor dalam hubungan antarindividu. Faktor-faktor itu antara lain kemampuan mendengarkan, membuka diri akan informasi dari lawan bicara, memahami apa yang disampaikan lawan bicara, sampai melibatkan diri dalam percakapan. “Artinya individu yang lain akan merasa terabaikan dan semakin kecil kemungkinannya untuk merasakan kebahagiaan di dalam hubungan tersebut,” kata Julie Hart.