TEMPO.CO, Jakarta - Gempa bumi baru saja mengguncang wilayah Banten, Jakarta, dan sekitarnya pada Selasa, 23 Januari 2018. Gempa berkekuatan 6,4 skala richter ini memicu kepanikan di sejumlah perkantoran di Jakarta. Proses evakuasi di gedung tinggi perkantoran sudah memiliki standar baku dan sebagian karyawan telah berlatih menghadapi gempa. Lantas bagaimana dengan proses evakuasi di rumah tapak, apartemen, atau rumah susun, terutama jika tinggal bersama anak.
Mengutip laman Babycenter dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh orang tua atau pengasuh anak untuk melindungi si kecil saat terjadi gempa. Jika orang tua terperangkap di dalam rumah saat terjadi gempa, peluklah anak dengan hati - hati. Tapi jangan asal memeluk. Peluk anak dengan erat tapi lembut dan tempatkan dia di dada. Kemudian bersembunyilah di tempat yang aman sampai goncangan berhenti.
Tempat yang aman untuk bersembunyi adalah di bawah meja yang kuat, tidak tidak memiliki bagian yang mudah pecah atau jatuh, seperti kaca atau marmer. Jika tak ada meja yang dianggap cukup kuat, ambil posisi di pinggir tembok yang tidak terpajang hiasan dinding, semisal penyejuk udara, saluran listrik, pigura, dan lainnya. Merapatlah ke dinding atau dekat ponda dengan merunduk seraya melindungi kepala. Lindungi diri di area segitiga aman.
Jauhi benda yang rentang hancur atau terjatuh, seperti pintu kaca geser, jendela panel, lampu gantung, televisi yang dipatri di dinding, penyejuk udara, cermin, hiasan dinding, dan lukisan, rak, dan lainnya. Sebaiknya persiapkan tempat evakuasi untuk mengantisipasi bila terjadi gempa di rumah. Selain itu, pastikan satu saklar utama untuk mematikan aliran listrik di rumah jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Saat getaran gempa sudah berhenti, keluar dari tempat aman dan keluar dari rumah atau bangunan. Sebab, ada kalanya terjadi gempa susulan sehingga lebih baik berada di luar rumah. Bagi yang tinggal di apartemen, rumah susun, atau bangunan tinggi, jangan menggunakan lift atau eskalator untuk turun. Keluarlah dari gedung melalui tangga darurat yang tersedia.
Jika gempa masih terasa saat berada di luar rumah, ambil posisi merangkak dengan buah hati di bawah tubuh. Posisi ini penting agar tidak terasa pusing atau kehilangan keseimbangan. Menjauhlah dari segala sesuatu yang berpotensi rubuh, semisal dinding bangunan, monumen, papan iklan, pohon, tiang listrik, dan lainnya.
Apabila berada di tempat yang ramai saat gempa, hindarilah kerumunan karena selalu ada risiko cedera jika terjadi kepanikan. Jika berada di dalam mobil saat gempa, berhenti sesegera mungkin dan tetap berada di dalam kendaraan sampai goncangan berhenti. Nyalakan radio atau carilah informasi sebanyak mungkin.
Gempa bumi bisa menjadi suatu hal yang menakutkan bagi anak. Cobalah untuk tetap tenang sehingga anak pun tak syok. Jika tinggal di daerah rawan gempa, persiapkan rencana atau langkah apa saja yang dilakukan bila terjadi gempa. Pengetahuan tentang proses evakuasi dan segala antisipasi akan membantu setiap orang tetap tenang saat gempa
ASTARI PINASTHIKA SAROSA