CANTIKA.COM, London - Pertunangan Meghan Markle dengan Pangeran Harry pada November 2017 membuat perempuan 36 tahun ini menjadi barometer fashion dunia. Sejak itu pula, apapun yang dikenakannya selalu diperhatikan dan diburu banyak orang. Imbas dari pilihan fashion Meghan Markle ini disebut The Meghan Effect.
Artikel terkait:
Meghan Markle Pakai Blazer, Langgar Aturan Kerajaan Lagi?
Ratu Elizabeth II Jadi Inspirasi Gaun Pengantin Meghan Markle
Meghan Markle Dilarang Lakukan 6 Hal, Silang Kaki Sampai Cat Kuku
Salah satu busana Meghan Markle yang banyak diburu adalah sebuah mantel berwarna coklat yang dikenakannya saat Natal 2017. Mantel merek Sentaler jenis Long Wide Collar Wrap Coat, Camel, seharga Rp 17,6 juta itu menjadi incaran para pecinta mode. Pendiri sekaligus Direktur Kreatif label Sentaler, Bojana Sentaler mengakui besarnya The Meghan Effect.
"The Meghan Effect itu nyata adanya. Mantel tersebut habis terjual seketika dan kami mendapat banyak permintaan hari itu juga dan beberapa hari setelahnya," kata Bojana Sentaler. "Sekarang produk kami ada di seluruh dunia."
Pangeran Harry dan tunangannya, Meghan Markle berjalan bersama saat menghadiri perayaan Natal di Gereja St. Mary Magdalene, Sandringham, Inggris, 25 Desember 2017. Meghan tampil cantik mengenakan coat coklat susu dari Sentaler, sepasang boot Stuart Weitzman, tas tangan Chloe, dan disempurnakan dengan sepasang anting Birks. AP Photo/Alastair Grant
Sentaler akhirnya menggelar fashion show eksklusif di acara London Fashion Week, Jumat 16 Februari 2018. Ini adalah pertama kali perusahaan asal Toronto, Kanada itu unjuk karya di ajang mode bergengsi. Di sana, Sentaler menghadirkan berbagai mantel, termasuk yang dikenakan oleh Meghan Markle.
Di dunia mode, Bojana mengatakan, para bangsawan menjadi referensi sekaligus pemegang 'stempel' bagus tidaknya suatu produk. "Jika bangsawan memakainya, maka produk itu diyakini pasti bagus," ucapnya.
Menurut laporan perusahaan konsultan Brand Finance, produk fashion yang dikenakan oleh anggota keluarga kerajaan secara tidak langsung menjadi bentuk promosi. Jika dikalkulasi, efek dari apa yang dipakai anggota keluarga kerajaan terhadap penjualan mencapai 200 juta poundsterling atau hampir Rp 4 triliun. Nilai itu pun hanya dihitung dari perusahaan yang berasal dari Inggris.