CANTIKA.COM, Jakarta - Orang yang puasa menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu yang membatalkannya. Selain urusan makan dan minum, puasa Ramadan juga diisi dengan ibadah salat tarawih pada malam hari dan bangun sebelum subuh untuk santap sahur. Ritme tubuh berubah dan membutuhkan penyesuaian.
Baca juga:
Puasa tapi Berat Badan Malah Naik, Apa yang Salah?
Anak Bisa Menularkan Ajaran Puasa, Contoh Anak Ibas dan AHY
Baca Juga:
Ahli nutrisi dari Nestle Indonesia, Eka Herdiana mengatakan kurang tidur bisa mempengaruhi kelancaran puasa. "Akibatnya tidak fokus dalam menjalankan kegiatan sehari-hari karena otak tidak segar lantaran kurang tidur," ujar wanita yang disapa Diana itu dalam acara Nutrion Quotient bertajuk ‘Fast and Fabulous di Almond Zucchini, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Mei 2018.
Tak cuma mempengaruhi kerja otak, Diana melanjutkan, tidur yang cukup dibutuhkan oleh pencernaan karena memberikan kesempatan tubuh melakukan detoksifikasi. Dan saat terbaik untuk tubuh melakukan detoksifikasi adalah saat tidur di malam hari. "Tidur yang cukup membantu mengembalikan sel tubuh yang rusak," katanya.
Bangun tidur di tengah malam. Ilustrasi
Baca Juga:
Untuk waktu tidur, Diana mengingatkan agar jangan langsung tidur setelah sahur. "Tidur setelah makan akan mempengaruhi kerja lambung. Lambung bisa perih dan jadi mual," kata dia. Adapun durasi yang sesuai untuk anak-anak adalah 8 sampai 10 jam sehari, sedangkan orang dewasa selama 6 sampai 8 jam sehari.
YATTI FEBRI NINGSIH