TEMPO.CO, Jakarta - Skoliosis merupakan salah satu deformitas tulang belakang yang mengakibatkan kemiringan pada tulang belakang dengan sudut lebih dari 10 derajat. Ketua Ortopedi Spine Indonesia dokter Didik Librianto mengatakan penyakit skoliosis lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan dengan pria. "Rasio perbandingannya 8 : 1," katanya.
Dokter bedah ortopedi ini menjelaskan, pada kasus dengan derajat kemiringan yang rendah atau sedang, skoliosis dapat menyebabkan rasa nyeri pada penderitanya. Sedangkan pada tingkat keparahan tertentu, kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian.
Mereka yang memiliki saudara kandung yang menderita skoliosis juga meningkatkan risiko terkena skoliosis hingga tujuh kali dari yang tidak. Anak dengan orangtua yang menderita skoliosis juga memiliki tingkat risiko hingga tiga kali lipat.
Skoliosis
"Meski sampai saat ini belum diketahui penyebab pastinya, tapi skoliosis dapat dideteksi sejak dini," kata Didik seraya menambahkan kasus ini sebaiknya ditangani sebelum pasien memasuki usia remaja. Deteksi dini terhadap skoliosis sebaiknya dilakukan saat seseorang berusia 10 hingga 14 tahun dan dilakukan setahun sekali selama tiga tahun.
Hal ini dilakukan mengingat kasus skoliosis paling banyak ditemukan pada usia remaja. Jika skoliosis ditemukan pada penderita yang berusia di bawah 18 tahun, proses penanganannya dapat dilakukan dengan maksimal karena proses pembentukan tulang pada saat itu belum sempurna.
Artikel lainnya:
Ada Perempuan Suka Bicara Sendiri, Pertanda Apa?
Sikap Perempuan yang Tepat Saat Head to Head dengan Laki-laki