CANTIKA.COM, Jakarta - Paula Verhoeven dan Baim Wong sedang dilanda asmara. Keduanya menjalin hubungan serius meski baru kenal sejak 3 bulan terakhir. Namun sebelum berkenalan lebih dekat, Paula Verhoeven mengaku sengaja menunda pertemuan dengan Baim Wong.
Baca juga:
Paula Verhoeven Langsing dan Kuat, Simak Olahraga Pilihannya
Paula Verhoeven Lebih Tinggi dari Baim Wong, Perempuan Beruntung
Di sisi lain, Baim Wong mencoba berbagai cara untuk bertemu dengan Paula Verhoeven. Mulai dari jaringan pertemanannya dengan Teuku Zacky dan istrinya, Ilmira sampai meminta koreografer Paula Verhoeven untuk membocorkan jadwal di mana Baim Wong bisa menyelinap untuk bertemu dengan pujaan hatinya itu. Paula Verhoeven mengetahui itu, tapi sengaja mengabaikannya.
"Saya masih mikir-mikir mau dikenalin apa enggak. Karena aku enggak tau dia sama sekali," kata Paula Verhoeven. Perempuan 30 tahun ini justru mencari tahu dari lingkaran pertemanan sampai dunia maya mengenai sosok Baim Wong. Dia sangat berhati-hati terhadap setiap penilaian tentang Baim Wong karena khawatir itu sekadar 'promosi' untuk mengangkat pamor pria itu di matanya.
Foto yang diunggah Baim Wong saat buka puasa bersama Paula Verhoeven. Pasangan ini sempat menyembunyikan hubungan mereka dari publik. Instagram.com/@Paula_verhoeven
Psikolog Kasandra Putranto mengatakan penelusuran tentang sosok Baim Wong yang dilakukan Paula Verhoeven mencerminkan kedewasaannya. "Semakin dewasa perempuannya, maka dia semakin rasional," ucap dia. Kasandra Putranto mengingatkan penting bagi perempuan untuk mencari tahu seperti apa pria yang ingin dekat dengannya. Bahasa awamnya adalah menelisik bibit, bebet, dan bobotnya.
Tekait bibit, Kasandra Putranto menjelaskan untuk mengetahui kualitas keluarga dan orang tua calon pasangan demi mengetahui faktor-faktor genetis dan pola asuh agar bisa sesuai. "Prinsip genetika hukum Mendel juga perlu diperhatikan," kata Kasandra Putranto. Contohnya, kalau keluarganya pendek, jangan jadi alasan nanti kalau anak-anaknya tumbuh menjadi pendek pula dan hal lainnya.
Untuk bebet, menurut Kasandra Putranto terkait status sosial apakah bisa diterima dan tidak dipermasalahkan di kemudian hari. Sedangkan bobot untuk mengetahui bagaimana kualitas diri, baik pendidikan, agama, keterampilan dan lain-lain.