CANTIKA.COM, Jakarta - Siapa yang tidak bahagia kalau bisa menonton pertandingan Piala Dunia 2018 secara langsung. Mestinya itu pula yang dirasakan Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI, Ratu Tisha Destria ketika menonton partai perdana Piala Dunia 2018 pada 14 Juni 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia.
Baca juga:
Polah Nissu Cauti yang Jadi Sorotan di Piala Dunia 2018
Sandra Olga Siaran Piala Dunia 2018, Ada Satu Makanan Wajib
Itu adalah pengalaman pertama Ratu Tisha Destria menyaksikan secara langsung pertandingan Piala Dunia. Dia datang sebagai bagian dari Kongres Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional atau FIFA. Sayangnya, Ratu Tisha tak menikmati pertandingan itu karena memikirkan urusan lain. "Apakah menikmati? Saya jawab jujur: tidak," katanya. Saat gol demi gol mengalir dari tim tuan rumah ke gawang Arab Saudi, Ratu Tisha malah kepikiran pekerjaannya di Jakarta.
Gemerlap bintang-bintang dunia terhapus deretan program yang disiapkan PSSI untuk mencetak prestasi di dua hajatan besar olahraga, yakni Olimpiade 2024 dan Piala Dunia 2030. PSSI mulai menggelar kompetisi usia muda, pendidikan pelatih, rencana pembangunan fasilitas pusat pelatihan nasional, dan banyak lagi. Semua merangkak dari nol pada tahun lalu, pasca-suspensi FIFA, dualisme kepemimpinan, dan masalah internal PSSI yang menahun.
Artikel lainnya:
Tubuh Ratu Tisha Destria Punya Baterai Cadangan, Alarm Keliyengan
Ratu Tisha Destria, Sekjen (Sekretaris Jendral) Federasi Sepakbola Indonesia PSSI saat ditemui dikantor PSSI dikawasan Kuningan, Jakarta Selatan, 20 Juli 2017. TEMPO/Nurdiansah
Menggilai bola sejak sekolah menengah atas, ini juga pertama kalinya Ratu Tisha, tidak larut dalam euforia Piala Dunia. Perempuan 32 tahun itu hanya bisa menonton siaran pertandingan yang berlangsung lewat tengah malam karena kepadatan agenda PSSI. Saat nonton, sering yang muncul adalah emosi campur aduk. Misalnya saat menyaksikan laga tim Asia, Jepang dan Korea Selatan. "Betapa iri melihat mereka berlaga di sana," ujar alumnus Institut Teknologi Bandung dan S-2 FIFA Master ini.