CANTIKA.COM, Jakarta - WHO atau organisasi kesehatan dunia menyatakan kecanduan game atau game disorder sebagai penyakit gangguan kejiwaan. Beberapa hari setelah peringatan itu, seorang anak asal London, Inggris, dilaporkan mengalami gangguan saluran kemih akibat kecanduan game.
Baca juga:
Bowo Alpenliebe Aplikasi Tik Tok, Psikolog Jelaskan Tipe Fans
Psikolog: Anak Kecanduan Gawai Berarti Alami Gangguan Mental
Bagi bocah ini, menghadap layar ponsel lebih penting ketimbang buang air kecil. Akibatnya, terjadi sumbatan di saluran kemih. Dia kesulitan buang air kecil, sehingga membuat perutnya membengkak.
Bernie Endyarni Medise dari Divisi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau FKUI - RSCM Jakarta, menjelaskan bermain game dengan durasi tidak terkontrol terbukti mengganggu kehidupan anak atau keluarga. "Orang tua perlu mengenali gejalanya lalu menangani masalahnya," kata Bernie Endyarni Medise.
Menurut dia, berrmain game termasuk berlebihan jika mulai mengganggu kehidupan personal, keluarga, sosial, pendidikan, dan pekerjaan. "Anak dapat mengalami gangguan perilaku, acuh dengan sekitar, lebih tertarik pada game atau gawai," tutur Bernie Endyarni Medise. Selain itu, anak tersebut akan marah bila keinginannya untuk bermain game tidak terpenuhi.
Artikel lainnya: Cara Tangani Anak yang Suka Bohong, Perlu Dirayakan
Dampak lain yang tak kalah mengerikan adalah anak akan mengalami gangguan tidur karena waktu istirahatnya kerap tersita untuk bermain game. Efak jangka panjangnya, prestasi si kecil di sekolah menurun karena waktu belajar terpangkas untuk bermain dan konsentrasi belajar, terutama di sekolah juga menyusut.
Tak perlu cemas bila anak sudah suka bermain gadget semenjak balita.
Terkait kejadian anak yang mengalami gangguan saluran kemih karena kecanduan game di London, Inggris, Bernie Endyarni Medise mengatakan peristiwa itu bisa terjadi di mana saja, termasuk di Indonesia. Bahkan bukan hanya menunda buang air kecil, anak akan rela menahan lapar, haus, sampai buang air besar karena takut ketinggalan permainan.
"Sayangnya masih banyak orang tua yang belum menyadari bahaya gadget dan game kepada anak," ucap Bernie Endyarni Medise. Orang tua, menurut dia, justru kerap memperkenalkan gadget dan game saat usia anak masih sangat muda dan tidak membatasi waktu bermain. Padahal anak yang bermain game berarti menjalani sedentary lifestyle alias kurang gerak. Anak seharusnya melakukan aktivitas fisik dan mendapat sinar matahari.