CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagian orang menerapkan diet keto untuk memperoleh tubuh ramping. Dalam praktiknya, diet keto atau diet ketosis ini menghindari asupan karbohidrat dan mengambil lemak sebagai sumber energi bagi tubuh untuk beraktivitas.
Baca juga:
Berat Badan Turun dan 7 Manfaat Lain Diet Keto
Rambu Diet Keto, Makanan Tinggi Lemak Asalkan
Ahli gizi dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Diana F. Suganda mengatakan dengan minim atau tidak adanya asupan karbohidrat, maka tubuh mencari sumber energi lain seperti lemak hati yang dipecah menjadi energi. "Orang yang menjalani diet keto tidak makan nasi, mi, pasta, kue. Mereka memanfaatkan lemak sebagai sumber energi," kata Diana.
Dengan kondisi itu, dia melanjutkan, tubuh akan beradaptasi untuk memperoleh sumber energi baru dari lemak yang ada di hati, bukan dari glukosa. Akibatnya, penggunaan lemak yang diubah menjadi enegeri meningkat menjadi 60 persen. Padahal menurut Diana, tubuh secara normal membutuhkan karbohidrat yang nantinya tubuh juga akan mengeluarkan insulin.
Insulin mengubah glukosa pada karbohidrat di dalam darah menjadi energi. Energi digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas. Tanpa karbohidrat, maka energi dihasilkan dari lemak cadangan di dalam tubuh. "Bila lemak menjadi sumber energi, maka penurunan lemak di tubuh akan lebih cepat," katanya.
Baca Juga:
Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com
Cadangan lemak pada pelaku diet keto akan dipecah dan mengalir dalam darah mereka. Kondisi ini mengakibatkan kadar lemak dalam darah meningkat. "Kondisi ini mengkhawatirkan karena lemak dalam darah akan menimbulkan plak di saluran darah seluruh tubuh," ucap Diana. Bila plak itu terus menumpuk berpotensi terjadi penyumbatan saluran darah dan menimbulkan penyakit kardiovaskular, seperti jantung koroner, stroke, hingga serangan jantung.
Diana mengatakan beberapa pelaku diet keto sebaiknya mengkonsumsi lemak sehat yang berasal dari avokad, kacang-kacangan, atau minyak kelapa murni. Tapi tidak jarang dari mereka salah persepsi, sehingga lebih suka memakan lemak jenuh, seperti kulit ayam saja atau makanan bersantan. Diet keto tidak bisa menjadi pilihan diet jangka panjang. Sebab, bila terlalu lama dilakukan maka darah mengandung lemak jahat karena tidak ada karbohidrat dalam tubuh. Dari situ penyakit akan datang.
Artikel terkait:
Halle Berry Diabetes, Diet Keto Jadi Pilihan Menjaga Tubuh
Beda Diet Ketogenik dengan Ketofastosis dan Plus Minusnya
Menurut Diana, sejatinya diet keto dikembangkan untuk pasien anak epilepsi. Para pasien epilepsi akan kambuh bila ada serangan di otak mereka. Rangsangan serangan itu terjadi karena kadar glukosa yang terlalu tinggi. Untuk mengurangi serangan tersebut, dokter penemu diet keto menyarankan pasien mendapat asupan makanan rendah kalori untuk mencegah kejang dan penyakit di otak. "Tapi anjuran ini malah digunakan untuk orang yang ingin diet demi menguruskan badan," katanya.