CANTIKA.COM, Jakarta - Situs belanja online kian berkembang seiring dengan banyaknya peminat belanja lewat daring. Meski begitu, ternyata perilaku belanja orang Indonesia juga masih banyak yang memilih langsung ke toko alias offline. Perilaku belanja ini terlihat dari jumlah pusat perbelanjaan meningkat dan rata-rata transaksi per bulan yang terus naik.
Baca juga:
Intip Belanja Produk Kecantikan Generasi Milenial dan Gen X
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan transaksi perbelanjaan offline naik cukup besar. Pada 2015, tercatat ada 85 mall dengan rata-rata nilai transaksi sebesar Rp 1,3 triliun per bulan. Setahun kemudian, rata-rata nilai transaksi itu meningkat 40 persen dan naik lagi 60 persen di tahun 2017.
"Transaksi naik karena jumlah pusat perbelanjaan di Indonesia juga bertambah, sekarang ada 150 mall,” kata Arief Yahya di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat. Data itu menunjukkan masih banyak masyarakat Indonesia yang memilih datang ke toko secara langsung, ketimbang belanja online.
Selain bisa melihat dan merasakan produk secara langsung, Menteri Arief Yahya menjelaskan, salah satu daya tarik sehingga orang datang ke mall adalah terdapat berbagai aktivitas menarik yang bisa dilakukan di sana.
Baca Juga:
Ilustrasi Mall. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Pernyataan Menteri Arief Yahya itu diamini oleh perancang busana Jenahara Nasution. "Kita masih ingin belanja barang yang bisa disentuh dan dirasakan, pengalaman belanja itu yang masih banyak dicari. Tidak bisa dipungkiri kalau online tetap berkembang, tapi kalau bisa digabung bisa lebih baik lagi,” ucap dia.
Tidak hanya itu, dia melanjutkan, masih banyak yang ingin mencoba produk secara langsung sebelum dibeli. Sebab itu, masih banyak peminat yang ingin langsung belanja ke toko.
ASTARI PINASTHIKA SAROSA
Artikel lainnya:
Banyak yang Mengincar Barang Preloved, Bakal Jadi Mall?