CANTIKA.COM, Jakarta - Nutrisi adalah kebutuhan anak yang sangat penting. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menunjukkan kbahwa dua dari 10 balita di Indonesia atau 17,7 persen beratnya masih kurang dari normal.
Tidak hanya itu, 28,1 persen balita Indonesia memiliki anemia defisiensi zat besi, salah satu jenis anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan sel darah merah.
Pakar nutrisi dokter Saptawati Bardosono menjelaskan kalau anak kurang gizi akan lebih rentan terkena berbagai penyakit, terutama anak-anak yang suka bermain di luar.
Baca juga:
Pentingnya Menu 4 Bintang untuk Anak saat MPASI
“Ketika anak bereksplorasi, masih ada banyak tantangan penyakit yang mungkin bisa mengganggu. Sebanyak 41,9 persen anak Indonesia masih sering terkena infeksi saluran pernapasan dan 12,2 persen anak masih sering terkena diare. Di samping itu, anak yang lebih sering bermain di luar rumah memiliki risiko terkena penyakit 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang hanya beraktivitas di rumah,” jelas Saptawati.
Ilustrasi anak makan sayur. feedingmykid.com
Padahal, anak-anak dianjurkan untuk bermain di luar agar bisa meningkatkan stimulasi dan memaksimalkan tumbuh kembang anak. Karena itu, orang tua memiliki peran penting untuk memastikan anak mendapatkan gizi yang cukup.
Banyak orang tua Indonesia yang masih fokus dengan satu lauk saat memberikan makanan ke anak. Satu lauk setiap kali makan tidak memberikan gizi yang cukup.
“Kebanyakan orang tua memberikan makanan untuk anak itu nasi dan satu lauk saja. Hasil riset dari Kemenkes menunjukkan kalau lebih dari 90 persen dari masyarakat Indonesia itu kurang asupan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran,” jelas Saptawati.
Dia mendorong orang tua di Indonesia untuk membiasakan anak makan makanan yang lengkap dengan semua nutrisi yang diperlukan untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.
Artikel lain:
3 Pilar Utama yang Diperlukan untuk Tumbuh Kembang Anak
