CANTIKA.COM, Jakarta - Diperkirakan sekitar 10-30 persen anak di dunia melewatkan sarapan. Padahal, kebiasaan sarapan berpengaruh terhadap berat tubuh anak.
Dr. Raissa E. Djuanda, M. Gizi, Sp. GK mengungkapkan sarapan membantu menjaga indeks massa tubuh anak.
"Berdasarkan banyak penelitian, berat badan anak yang terbiasa sarapan lebih ideal dibanding anak yang melewatkan sarapan," ucapnya.
Artikel lain:
Sarapan itu Penting, Tapi Ingat Waktu dan Menu yang Tepat
Di satu sisi, anak yang melewatkan sarapan berisiko mengalami malnutrisi. Sebabnya, kadar vitamin B, vitamin D, dan zat besi anak yang terbiasa sarapan jauh lebih tinggi dibanding yang tidak sarapan.
"Risikonya, anak bisa mengalami kekurangan nutrisi dan memengaruhi tumbuh dan kembang mereka," tambah Raissa.
Padahal, sejumlah zat tersebut punya beragam manfaat. Misalnya, zat besi yang membantu transportasi nutrisi dan oksigen di dalam tubuh. Di sisi lain, melewatkan sarapan juga berisiko membuat anak mengalami obesitas.
Baca juga:
Ahli Gizi Ingatkan Pentingnya Sarapan buat Anak
Raissa menjelaskan anak akan cenderung makan apa saja ketika lapar, termasuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi. Untuk porsi sarapan, Raissa mengatakan anak boleh mengonsumsi karbohidrat di atas 50persen karena kebutuhan gula anak lebih besar dibanding orang dewasa. Soal waktu sarapan, anjuran Raissa tak lebih dari pukul 09.00.
"Karena kalau puasa (dari waktu makan malam hari sebelumnya hingga sarapan) terlalu panjang, energi yang dipakai sudah bukan glukosa, namun tubuh memecah lemak. Kalau lemak habis, yang dipecah protein. Akibatnya, anak bisa mengalami malnutrisi," tandas Raissa.