CANTIKA.COM, Jakarta - Ada kalanya ibu lelah membersihkan rumah sehingga berantakan dan kotor. Namun, jangan biarkan rasa lelah dan malas menghantui ibu merapikan rumah. Hal ini ternyata mempengaruhi pola asuh orang tua yang mudah stres, linglung, dan pemarah. Bahkan, juga berpengaruh negatif pada anak-anak.
Baca juga: Takut Nanti Anaknya Ada Kelainan, Aura Kasih pun Tes Kromosom
Ahli saraf klinis dan psikolog klinis dari Long Island, New York, Amerika Serikat, Kimberly Williams mengatakan jika Anda adalah orang tua yang terbiasa dengan rumah yang berantakan dan kotor, maka hal ini kemungkinan besar akan menurun kepada anak-anak Anda.
“Ruang yang berantakan akan menjadi contoh tingkat disorgansisasi bagi anak Anda. Jika anak terbiasa melihat ruang berantakan sebagai hal yang normal, maka mereka tidak punya motivasi untuk hidup di tempat yang lebih rapi, dan siklus ini akan terus belanjut (ke anak cucu),” ujar Kimberly Williams.
Dengan membiarkan rumah berantakan dan kotor, Anda mengajarkan pada anak bahwa ruangan yang berantakan dan kotor inilah yang bisa mereka harapkan dari bayangan tentang sebuah rumah tinggal. Tak hanya itu, kondisi stres, tergesa-gesa, dan linglung saat mencari barang adalah hal yang wajar dan bisa diterima.
Maka jika ingin membuat anak tumbuh menjadi orang yang rapi, teratur, dan terorganisir dengan baik, maka Anda harus mampu memberikan contoh sejak dini. Anggap bahwa perjuangan dan kelelahan Anda dalam merapikan rumah adalah upaya untuk membuat masa depan anak lebih baik.
Artikel lain: 10 Tips untuk Orang Tua saat Gunakan Kursi Mobil Anak
“Saya mengerti, pada titik tertentu, rumah Anda mungkin akan sangat berantakan. Namun memberi contoh kepada anak-anak tentang perilaku baik dengan memperbolehkan mereka membuat rumah berantakan (lalu dirapikan kembali) tidak hanya mengajarkan mereka pelajaran berharga dalam hidup, namun juga membuat pola pengasuhan anak untuk jangka waktu panjang jauh lebih mudah (karena anak terbiasa dengan kebersihan dan kerapihan),” tandas Kimberly Williams.