CANTIKA.COM, Jakarta - Seperti halnya orang tua, anak-anak juga mengalami kecemasan dan stres. Namun caranya mereka menyikapinya berbeda, tergantung pada usia mereka, kepribadian individu, dan keterampilan mengatasi.
Baca juga: Melanie Putria Terapkan Pola Asuh Diskusi Aktif dengan Anaknya
Misalnya, anak-anak yang berusia lebih kecil mungkin tidak dapat sepenuhnya memahami atau menjelaskan perasaan mereka sendiri. Anak-anak yang lebih besar mungkin dapat memahami apa yang mengganggu mereka, meskipun itu bukan jaminan bahwa mereka akan membagikan informasi itu dengan Ibu atau Ayah.
Bagi kebanyakan anak, ketakutan, kecemasan, dan stres berubah atau berkurang seiring bertambahnya usia. Stres masa kecil dapat bermanifestasi dengan perilaku yang sulit, dan penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda stres dan mencari kemungkinan penyebabnya. Orangtua biasanya dapat membantu anak-anak mengelola stres dan kecemasan, tetapi beberapa anak mungkin memiliki gangguan kecemasan, yang membutuhkan bantuan profesional.
Perubahan perilaku atau temperamen adalah tanda umum yang dapat mengindikasikan bahwa anak Anda mungkin mengalami stres dan perasaan cemas. Anak-anak mungkin tidak mengenali kecemasan mereka sendiri dan sering tidak memiliki kedewasaan untuk menjelaskan stress yang mereka rasakan. Ini dapat menyebabkan berbagai tanda fisik dan perilaku muncul, dan orang tua mungkin tidak yakin apakah ini adalah gejala kecemasan atau masalah kesehatan.
Beberapa tanda umum stres dan kecemasan meliputi: Keluhan sakit perut atau sakit kepala, nafsu makan menurun atau meningkat, masalah tidur atau mimpi buruk, mengompol, kesulitan berkonsentrasi, perubahan perilaku jadi lebih murung, menunjukkan kebiasaan gugup seperti menggigit kuku, menjauhi keluarga atau teman, menolak pergi ke sekolah.
Sumber kecemasan dan penyebabnya Halaman