Dokter Jelaskan Cara Membersihkan Wajah yang Lebih Baik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi cuci muka. Shutterstock

Ilustrasi cuci muka. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Membersihkan wajah dengan double cleansing tengah menjadi hit. Namun karena alasan tak praktis, sebagian wanita memilih menggunakan pembersih wajah bersifat all in one demi meringkas waktu.

Dokter apesialis kulit dan kelamin Anesia Tania menerangkan bahwa cara membersihkan tergantung pada kondisi wajah seseorang pada saat itu. Misalnya, jika sedang di rumah maka single cleansing dengan sabun muka cukup untuk membersihkan wajah. Sementara jika ingin membersihkan wajah dari makeup misalnya, maka bersihkan secara ganda alias double cleansing.

"Nah, bagaimana kalau menggunakan pembersih wajah yang all in one? Boleh saja. Namun saya sarankan menggunakan permbersih all in one dalam keadaan yang darurat saja, misalnya sedang berpergian," kata Anesia.

Baca juga:

Tips Perawatan Kulit: Ini Waktu yang Tepat Membersihkan Wajah
Tren 2 Tahap Membersihkan Wajah, Pilih Bahan yang Tepat

Ia menjelaskan biasanya pembersih wajah all in one mengandung surfaktan yang cukup kuat sehingga sebaiknya jangan digunakan terlalu sering.

"Memang, jika surfaktannya cukup kuat maka mengangkat debu dan mekeup akan lebih mudah. Namun, sayangnya dia juga mengangkat lipid barrier (lapisan minyak) di kulit wajah. Jadi saya sarankan untuk sesekali saja," sarannya.

Lebih lanjut, Anesia menerangkan akibat jika lapisan minyak terangkat semua dari wajah. "Lipid barrier fungsinya untuk melumasi dan melindungi kulit dari bakteri atau bahan kimia lain. Otomatis kalau dia keangkat semua maka kulit akan rentan komedo, iritasi, dan kering. Tandanya kalau lipid barrier kita hilang sehabis mencuci muka adalah kulitnya sangat kesat. Jadi, mencuci muka jangan sampai membuat kulit jadi terasa kesat," paparnya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."