CANTIKA.COM, Jakarta - Perundungan atau bullying tidak hanya tentang penyerangan secara fisik tapi bisa melalui tindakan verbal atau gestur yang tidak menyenangkan. Intinya, sebuah tindakan bisa dikategorikan sebagai perundungan jika ada kesengajaan untuk menyakiti seseorang secara fisik, verbal, atau psikis.
Dikatakan perundungan juga jika hal tersebut terjadi secara satu arah dan dilakukan secara berulang-ulang. Penting bagi orang tua untuk tidak menyepelekan masalah perundungan sebagai persoalan anak-anak yang akan hilang dengan sendirinya.
Artikel laiin:
Kasus Justice for Audrey, Tanda Anak Menjadi Pelaku Bullying
Jika tidak diatasi, perundungan bisa memberikan efek yang serius dan akan menimbulkan pemikiran negatif pada anak bahwa dirinya tidak berharga dan tidak aman. Lebih lanjut lagi, perasaan-perasaan seperti itu akan menyebabkan munculnya gangguan kesehatan mental seperti kecemasan berlebihan, stres, hingga depresi.
Ketika mengetahui anak menjadi korban perundungan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah berempati. Jangan menyalahkan atau mencari-cari kesalahan anak karena mereka akan semakin bungkam dan enggan bercerita.
“Tanyakan bagaimana perasaan anak, bicarakan apa yang mereka rasakan dan bagaimana mereka bereakasi terhadap kejadian tersebut. Hal ini akan membantu anak melabeli emosi mereka dan membantu membangun kesadaran dirinya,” urai Carolin Levers-Landis, PhD., psikolog dari rumah sakit anak Rainbow di Universitas Ohio di Amerika Serikat.
Baca juga:
Dianggap Terlalu Kurus,Karina Nadila Niab Jadi Korban Bullying
Selanjutnya, diskusikan tindakan apa yang akan orang tua dan anak lakukan untuk menghadapi aksi perundungan tersebut. Siapa teman yang bisa membantunya? Apakah ada guru yang ia yakini bisa membantu? Jika perundungan masih terus terjadi, bagaimana anak harus merespon?
Buatlah langkah-langkah rencana yang harus dilakukan anak atau jika perlu mainkan skenarionya agar anak siap menghadapi situasi yang tidak diinginkan.