CANTIKA.COM, Jakarta - Kaus kaki adalah salah satu macam pakaian untuk kaki yang berfungsi melindungi kaki dari lecet atau gesekan, menghangatkan kaki, serta menyerap keringat berlebih. Barang yang kerap dipakai saat ke sekolah, kantor, ataupun berolaharaga ini biasanya terbuat bahan yang lembut dan tebal seperti wol, nilon, dan katun.
Saat ini, orang tidak hanya melihat kaus kaki sebagai kebutuhan tapi juga memanfaatkan aspek keindahannya untuk melengkapi penampilan. Banyak hal-hal umum tentang kaus kaki yang sering kita dengar dan ternyata tidak semuanya benar. Berikut ini faktanya.
Artikel lain:
Jangan Biasakan Pakai Sepatu Tanpa Kaus Kaki, Ini Sebabnya
Muncul Bau Kaki, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
#Kaus kaki bukan penyebab bau kaki
Meskipun identik dengan penyebab bau pada kaki, sebenarnya kaus kaki bukan biang keladinya. Kaus kaki berfungsi menyerap keringat dan kelembaban pada saat dipakai, sedangkan penyebab bau kaki sebenarnya adalah bakteri yang berkembang akibat kondisi lembab saat kaki terbungkus sepatu dalam waktu lama. Kondisi kaus kaki yang sudah lembab ini apabila tidak diganti secara rutin tentu akan menimbulkan bau. Oleh karena itu, kaus kaki sebaiknya diganti setiap hari agar kebersihan kaki dapat terjaga.
#Kaus kaki adalah barang mewah
Pada awal pemakaiannya, kaus kaki termasuk salah satu barang mewah yang hanya digunakan oleh kaum bangsawan. Kaus kaki sudah digunakan sejak abad ke-8 sebelum masehi oleh bangsa Yunani. Pada masa itu, kaus kaki umumnya terbuat dari bulu binatang. Bangsa Romawi lah yang mulai mempopulerkan kaus kaki dari paduan kulit dan bulu binatang. Pada perkembangannya, orang-orang di Eropa mulai membuat kaus kaki dari bahan yang bisa menghangatkan pemakainya seperti wol, beludru, bahkan sutra, karena fungsi utama pembungkus kaki ini awalnya adalah sebagai penahan dingin.
#Kaus kaki hitam dulu simbol kematian
Berawal dari peristiwa kematian Pangeran Albert, suami Ratu Victoria, pada 1861, kaus kaki hitam menjadi simbol untuk memperingati hari kematiannya. Kaus kaki hitam harus dipakai oleh kaum laki-laki sebagai penghormatan atas kesedihan Sang Ratu. Oleh sebab itu, kaus kaki hitam menjadi ciri khas kaum pria Eropa hingga abad ke-19. Pada perkembangannya, penggunaan kaus kaki hitam tidak lagi menjadi tanda kesedihan dan menjadi pelengkap penampilan formal bagi pria.
Kaus kaki antislip by mensjournal
#Kaus kaki mulai melengkapi tren fashion sejak 1900-an
Mulai dari ditemukannya mesin rajut oleh William Lee pada 1589 dan semakin berkembangnya bahan kaus kaki seperti dari katun dan nilon, pembungkus kaki ini mulai diproduksi secara masal. Fungsi kaus kaki juga meluas, tidak hanya sebagai penghangat kaki dengan bentuk seperti kantung dan berwarna polos. Pada 1920, kaus kaki yang dibuat sampai sebatas pergelangan kaki atau dikenal dengan sebutan ankle socks mulai dipakai wanita dan dipolulerkan sebagai bentuk kaus kaki yang cocok untuk olahraga seperti tenis atau golf.
Sekitar tahun 1927, produk dengan renda pada bagian atas juga ikut mewarnai bentuk kaus kaki yang semakin baragam. Pola belah ketupat atau yang akrab dengan sebutan argyle sock juga mulai diperkenalkan sebagai salah satu kaus kaki berpola untuk kaum pria oleh desainer asal Argyll di Skotlandia Barat. Sejumlah bentuk dan pola kaus kaki yang berkembang sejak 1900 menjadi bukti bahwa kaus kaki mulai dipandang sebagai aksesoris untuk mendukung penampilan berbusana, bukan hanya sekedar penghangat kaki.