CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi ibu baru memiliki bayi untuk pertama kalinya tentu penuh dengan antusiasme sekaligus keraguan, termasuk soal alergi pada bayi. Biasanya, kekhawatiran yang cukup mengganggu adalah: apakah anak Anda memiliki alergi makanan tertentu?
Baca juga: Bunda, Ini Penyebab Bisul pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Pada usia 6 bulan, bayi mulai berkenalan dengan makanan pendamping ASI atau MPASI. Huruf P pada MPASI berarti ‘pendamping’, artinya air susu ibu tetap diberikan. Sejatinya, di fase awal ini anak tidak harus ditarget mengonsumsi makanan dalam porsi tertentu. Mereka baru belajar dan mengenal aktivitas baru yaitu ‘makan’.
Tidak jarang, ketika anak mulai berkenalan dengan MPASI, terkadang kekebalan tubuhnya memberikan reaksi yang berbeda. Seperti munculnya ruam, gatal-gatal, sakit perut, dan lainnya yang merupakan gejala alergi pada bayi.
Biasanya anak diperkenalkan dengan menu tunggal sebelum masuk ke menu empat bintang (protein hewani, protein nabati, karbohidrat, dan sayur) pada bulan berikutnya. Dengan cara ini, dapat diketahui dengan mudah apa makanan yang memicu terjadinya alergi pada bayi.
Ada banyak sekali ragam makanan yang bisa diperkenalkan pada bayi setiap harinya. Namun yang perlu menjadi catatan para orangtua, ada lebih dari 160 makanan yang berpotensi menjadi alergen. Seperti yang kita ketahui, alergen adalah substansi yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada tubuh. Beberapa makanan yang paling sering menyebabkan alergi pada bayi adalah telur, susu sapi, kacang, ikan, makanan laut, kedelai, dan gandum.
American Academy of Pediatrics justru merekomendasikan untuk memperkenalkan makanan-makanan pemicu alergi ini ketika bayi siap untuk mengonsumsi makanan padat. Tak perlu menunggu beberapa tahun dengan asumsi mereka lebih ‘siap’, karena teorinya memang tidak seperti itu.
Baca juga: Pentingnya Menu 4 Bintang untuk Anak saat MPASI
Salah satu cara mencegah alergi pada bayi adalah justru dengan memperkenalkan mereka pada ragam makanan seluas-luasnya. Ketika mereka menginjak usia 12 bulan, coba perkenalkan pada makanan-makanan pemicu alergi tersebut. Dengan memulai adaptasi anak dengan makanan-makanan tersebut bisa menekan kemungkinan mengalami alergi.
Tak perlu khawatir dengan reaksi alergi, jika menunda memperkenalkan makanan-makanan pemicu alergi justru akan meningkatkan risiko alergi pada bayi. Caranya tak harus langsung dalam porsi besar. Olah bahan makanan yang kerap memicu alergi itu sebagai campuran dari jenis makanan lainnya yang tak kalah lezat. Dengan begitu, diharapkan anak akan beradaptasi dan bersahabat dengan makanan-makanan tersebut.
Namun jika yang terjadi justru sebaliknya yaitu alergi dan memunculkan reaksi seperti muntah, ruam, gatal-gatal, hingga diare, berhenti memberikan makanan tersebut. Ganti dengan jenis makanan lain dengan kandungan nutrisi yang serupa. Tetaplah sabar dalam memperkenalkan makanan padat pada anak, dan perlahan orangtua akan menemukan ritme yang sama-sama menyenangkan.