CANTIKA.COM, Jakarta - Idealnya, seseorang butuh tidur sekitar 8 jam, tergantung pada usia dan faktor genetika juga. Tapi, sekitar 5 persen dari populasi mampu tidur hanya 3 jam saja setiap malam. Faktanya, dua mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher dan Winston Churchill, hanya butuh 3 jam tidur untuk kembali aktif keesokan hari, sementara yang lain perlu hingga 9 jam.
Beberapa pakar tidur mengklaim tidur bukan hanya soal kuantitas, tetapi tentang waktu. Artinya, kualitas juga diperhitungkan. Telah diketahui bahwa antara pukul 22.00 dan 06.00 adalah waktu yang tepat untuk tertidur karena cocok dengan ritme sirkadian alami.
Matt Walker, pemimpin dari Sleep and Neuroimaging Lab di Universitas California, Berkeley, di Amerika Serikat mengatakan bahwa, "Ketika tiba waktu tidur, ada jendela beberapa jam, kira-kira antara jam 20.00 dan 24.00, di mana otak dan tubuh memiliki kesempatan mendapatkan non-REM dan REM yang dibutuhkan untuk berfungsi secara optimal".
REM (rapid eye movement) adalah tidur yang ditandai dengan gerakan cepat dan acak dari mata. Sementara non-REM adalah tidur dengan pergerakan mata lambat. Jika terjaga di tengah siklus tidur, ada kemungkinan Anda akan merasa lelah keesokan harinya terlepas berapa lama waktu yang dihabiskan untuk tidur.
Ini karena tidur malam yang baik akan selalu terdiri dari sekitar 5-6 jam, siklus tidur lengkap selama 90 menit bagi rata-rata orang dewasa untuk bisa bangun dengan perasaan segar. Kebanyakan orang-orang butuh waktu sekitar 15 menit sebelum tertidur. Jadi, jika Anda ingin bangun tidur dengan perasaan segar kembali pada pukul 07.00 pagi, maka lebih baik tidur sekitar jam 21.45 atau 23.15.
Tentu saja ada cara lain untuk bisa tidur nyenyak. Anda bisa menggunakan kalkulator tidur atau jam alarm siklus tidur maupun aplikasi guna mengingatkan waktu terbaik untuk tidur dan bangun. Semua itu dapat membantu menyelaraskan tubuh dengan ritme sirkadian alami.