CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak orang tua yang detail dalam urusan kebersihan anak. Contohnya, ada yang menerapkan aturan cuci tangan usai memegang benda apapun. Atau lebih memilih siap sedia dengan tisu basah, tisu kering, dan pakaian ganti di mana pun berada. Tindakan-tindakan preventif atau pencegahan ini memang baik dilakukan, tapi disarankan orang tua tidak perlu berlebihan menjaga kebersihan anak. Sebab, anak yang terlalu higienis justru kulitnya lebih sensitif sehingga lebih rentan mengalami alergi kulit.
Hal itu disampaikan dokter spesialis kulit dan kelamin Srie Prihianti. Menurut ia, kulit adalah organ hidup yang perlu belajar mengenali bakteri jahat dan bakteri baik untuk membentuk antibodi. Antibodi itu nantinya akan menjadi senjata kulit untuk melawan kuman-kuman jahat penyebab alergi kulit.
“Di dunia angka kulit sensitif berlipat ganda. Kejadian alergi meningkat. Yang menarik, seiring dengan peningkatan sosial ekonomi, kejadian alerginya juga meningkat. Salah satu dugaannya adalah hygiene hypothesis,” ucap dr. Yanti, sapaan Srie Prihianti, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dr. Yanti mengungkapkan, ketika terlalu higienis, kulit tidak sempat mengenali bakteri jahat sehingga pembentukan antibodi akan melenceng dari seharusnya. Itulah yang membuat kulit sensitif dan mudah terkena alergi.
Uniknya, ada perbedaan mencolok antara anak di perkotaan dengan pedesaan. Anak-anak desa, kata dr. Yanti, umumnya jauh dari masalah kulit seperti eksim. Padahal anak-anak itu sering main tanpa alas kaki.
“Bukannya menyarankan anak bermain kotor-kotoran, tapi bersihkan secukupnya saja. Tidak baik juga terlalu bersih, sedikit-dikit steril, anak tidak boleh main di luar. Itu yang membuta sistem imunitasnya tidak berkembang,” jelas dr. Yanti.
Tapi selain karena imunitas yang tidak terbentuk sempurna, alergi pada anak juga bisa disebabkan oleh bakat atau genetika. Anak yang orang tuanya alergi kemungkinan 50 persen akan mengalami alergi pula. Tapi bukan berarti anak dengan orang tua alergi akan bebas alergi. Masih ada kemungkinan 10 hingga 20 persen anak juga mengalami alergi, biasanya faktor lingkungan.
MILA NOVITA