CANTIKA.COM, Jakarta - Diet ketofastosis adalah varian ketogenik atau diet keto yang populer beberapa tahun belakangan. Berbeda dengan diet keto, ketofastosis menggabungkan ketogenik (rendah karbohidrat) dengan fastosis (fasting on ketosis). Jadi, pada diet ini, Anda akan menjalankan puasa dalam keadaan ketosis karena hanya mengonsumsi sedikit karbohidrat, atau bahkan tidak sama sekali.
Kebanyakan orang aman melakukan diet ini, namun ibu hamil atau menyusui dan yang memiliki riwayat makan tidak teratur, sebaiknya hindari jenis diet ini. Sementara, orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau penyakit jantung, harus berkonsultasi pada dokter sebelum mencoba diet ketofastosis.
Meski dianggap bermanfaat, diet ini mungkin tidak sama untuk setiap orang. Sebagian orang mungkin merasa bahwa berpuasa pada diet keto terlalu sulit atau mengalami reaksi yang buruk ketika melakukannya, seperti makan berlebihan ketika tidak berpuasa, cepat marah, dan kelelahan.
Untuk memulai diet ketofastosis, tidak disarankan untuk langsung menjalani keto dan fastosis secara bersamaan karena bisa membuat sistem tubuh syok ketika beralih dari glukosa ke keton sebagai bahan bakar energi.
Oleh sebab itu, disarankan untuk memulai diet keto terlebih dahulu. Setelah melakukan diet keto selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, barulah Anda bisa meneruskan dengan ketofastosis.
Durasi waktu puasa yang disarankan adalah 12-16 jam selama 4-5 hari dalam seminggu. Ketika tidak berpuasa, Anda dapat mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Untuk durasi waktu menjalankan diet ketofastosis, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan. Setelah itu, Anda dapat beralih kembali ke diet keto standar.
Menu diet ketofastosis yang dapat Anda konsumsi, yaitu telur, alpukat, sayuran berdaun hijau, minyak zaitun, salmon, ayam, brokoli, kembang kol, tuna, dan udang.
Melakukan diet ketofastosis yang ekstrem bisa membuat Anda memotong kalori terlalu drastis sehingga menyebabkan kehilangan terlalu banyak berat badan atau massa otot. Untuk menjaga massa otot, disarankan mengonsumsi satu gram protein per kilogram berat badan setiap hari.
Dalam melakukan diet apa pun, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter terlebih dahulu untuk memastikan apakah Anda boleh melakukan diet ataukah tidak. Selain itu, dokter akan merekomendasikan jenis diet yang cocok untuk Anda dan makanan apa yang sebaiknya Anda konsumsi.