CANTIKA.COM, Jakarta - Kondisi stres tidak hanya membahayakan kesehatan mental pada umumnya, tapi juga berdampak besar pada perkembangan anak kala dewasa. Ibu hamil yang mengalami stres berisiko melahirkan anak yang mengalami gangguan kepribadian di usia 30-an. Demikian diungkapkan para peneliti dari Royal College of Surgeons di Irlandia dan Finnish National Institute for Health and Welfare dalam hasil studi yang dimuat di Journal of Psychiatry.
Hasil studi ini merekomendasikan agar kesehatan mental ibu hamil dipantau secara ketat. "Kehamilan bisa menjadi saat yang menegangkan dan penelitian ini menunjukkan pentingnya memastikan calon ibu memiliki akses ke dukungan kesehatan mental yang mereka butuhkan," ucap Dr Trudi Seneviratne, ketua Fakultas Perinatal di Royal College of Psychiatrists, Irlandia, seperti dikutip dari laman The Independent.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa stres pada masa hamil dikaitkan dengan gangguan skizofrenia, kecemasan, dan depresi pada anak yang dilahirkan.
Dr Seneviratne menambahkan bahwa penelitian yang melibatkan 3.600 responden di Finlandia ini tidak memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres dan perkembangan anak, seperti latar belakang keuangan mereka, teknik orang tua, dan apakah mereka pernah mengalami pelecehan seksual.
Penelitian ini tidak mengungkap bagaimana stres pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko gangguan kepribadian. Namun, kondisi itu bisa disebabkan oleh perubahan yang terjadi di otak atau akibat gen bawaan atau sejumlah faktor lain dalam pengasuhan anak-anak.
Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara stres dalam kehamilan dan perkembangan depresi, kecemasan dan skizofrenia.
Baca Juga:
Ross Brannigan, dari Royal College of Surgeons di Irlandia dan penulis utama studi ini, menyatakan bahwa "penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan hubungan sebab akibat" antara stres prenatal dan perkembangan gangguan kepribadian di antara anak-anak.
"Studi ini menyoroti pentingnya memberikan kesehatan mental dan dukungan stres bagi wanita hamil dan keluarga selama periode antenatal dan postnatal," kata Brannigan.
Menurut penelitian yang diterbitkan Maret, dua pertiga ibu hamil di bawah usia 25 tahun menunjukkan gejala gangguan kesehatan mental. Akademisi dari King's College London menemukan 67 persen wanita berusia 16 hingga 24 tahun memenuhi kriteria untuk gangguan kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma. Sementara itu, satu dari lima perempuan berusia 25 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental. Dr Seneviratne menambahkan, gangguan kesehatan mental umumya dialami ibu hamil yang usianya lebih muda.
MILA NOVITA