CANTIKA.COM, Jakarta - Kondisi bayi sungsang kerap dialami sejumlah ibu hamil. Posisi sungsang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti pernah mengalami kelahiran prematur, kehamilan kembar, dan sebagainya. Sekitar 3-4 persen kehamilan mengalami bayi sungsang.
Kondisi ini terjadi ketika kaki atau bokong bayi berada dekat jalan lahir atau di bawah rahim, sementara kepala bayi berada di atas rahim. Padahal normalnya, kepala bayi harus dekat dengan jalan lahir untuk persiapan kelahiran. Kondisi ini baru bisa dipastikan ketika usia kehamilan mencapai minggu ke-35 atau ke-36.
Baca Juga:
Pada minggu tersebut atau bahkan sebelumnya, bayi biasanya mengubah posisi secara otomatis menjadi kepala di bawah. Jika tidak berubah, maka bayi Anda dianggap sungsang. Dokter dapat mengetahuinya dengan merasakan posisi bayi melalui perut Anda, dan memastikannya dengan melakukan ultrasonography (USG).
Ada tiga jenis posisi bayi sungsang, pertama Frank breech (sungsang frank). Dalam posisi ini, kedua kaki bayi lurus ke atas dan bokongnya berada di bawah dekat jalan lahir.
Lalu ada, Complete breech (sungsang lengkap) kedua lutut dan kaki menekuk seperti sedang jongkok sehingga bokong atau kaki dapat memasuki jalan lahir terlebih dahulu.
Terakhir Incomplete breech (sungsang tidak lengkap), satu atau kedua kaki bayi dekat dengan jalan lahir.
Jika bayi sungsang, ibu hamil mungkin akan merasa tidak nyaman di bawah tulang rusuk, terengah-engah ketika kepala bayi menekan di bawah diafragma, dan merasakan beberapa tendangan pada kandung kemih. Selain itu, melahirkan bayi sungsang juga berisiko tinggi bayi terjebak di jalan lahir dan pasokan oksigen melalui tali pusat terputus. Meski masih dapat melahirkan bayi sungsang dengan normal, namun dokter biasanya menyarankan melakukan operasi caesar untuk mengurangi risiko.
Penyebab bayi sungsang, sebenarnya, tidak diketahui secara pasti. Namun, menurut American Pregnancy Association terdapat banyak kemungkinan risiko ibu hamil memiliki bayi sungsang. Misalnya telah mengalami beberapa kehamilan, kehamilan kembar, pernah mengalami kelahiran prematur, rahim memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban yang dapat memengaruhi gerak bayi, bentuk rahim tidak normal atau memiliki komplikasi, seperti adanya fibroid dalam rahim serta memiliki plasenta previa, yaitu plasenta berada di bagian bawah rahim
Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut, sebaiknya Anda mulai berhati-hati. Selalu lakukan pemeriksaan kandungan rutin ke dokter untuk memastikan kondisi bayi Anda. Dengan melakukan pemeriksaan rutin, Anda dapat mengetahui masalah yang ada sedini mungkin.