CANTIKA.COM, Jakarta - Pengaturan keuangan dalam rumah tangga seringkali diserahkan kepada para ibu. Biasanya ketelitian dalam berhitung, cermat menyisihkan dana, updates tentang harga barang kebutuhan bulan, dan berani tawar-menawar di pasar menjadi pertimbangan para ayah mendelegasikan tugas tersebut kepada kaum hawa.
Di balik keunggulan itu, ada pula godaan-godaan yang membuat para ibu membuat kesalahan dan pengaturan keuangan. Kali ini kita ambil contoh para ibu baru di era serba teknologi atau ibu milenial. Kesalahan yang mereka buat kerap dipicu dari faktor internal ataupun eksternal seperti yang diungkapkan Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan independen, dalam acara peluncuran buku “MoneySmart Parents” yang ditulisnya bersama presenter Nadia Mulya, di Jakarta Selatan, Rabu 16 Oktober 2019.
Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan independen, di acara peluncuran buku "MoneySmart Parent" yang ditulisnya bersama presenter Nadia Mulya di Jakarta Selatan, Rabu 16 Oktober 2019. (Tempo/Silvy Riana Putri)
1. Mudah terpengaruh
Dengan keleluasaan informasi dari media sosial hingga beragam grup chat menjadi wadah berbagi apa pun dari gaya hidup, sekolah anak, tempat liburan hingga belanja baju anak. Hal ini bisa memicu faktor kesalahan dalam perencanaan keuangan ibu milenial.
“Ibu-ibu biasanya gampang terpengaruh. ibu-ibu bisa jadi racun positif atau negatif. Pada saat kita mengikuti racun tersebut, kita mesti melihat kemampuan finasial kita. Kita pengennya sama atau merasa kebutuhannya sama, tetapi kemampuannya lain,” ungkap Prita.
2. Pola pikir yang menggampangkan pinjaman
“Yang kedua menggampangkan meminjam. Sekarang kita bukan cuma kartu kredit lagi, ya. Sudah ada pinjaman online atau tunda bayar untuk sejumlah aplikasi. Jadi, para ibu merasa ‘ah nanti semua selesai’. Pada saat itu semua numpuk, rencana tinggal rencana. Pusing dalam pembayaran,” kata ibu dua anak ini.
3. Faktor emosional
“Namanya juga di masa perubahan ya. Orang tua baru ini menghadapi situasi dan tantangan baru. Banyak sekali yang mengaitkan konsumsi dengan emosi,” Prita menjelaskan.
4. Kurangnya pemahaman tentang investasi
“Seringkali di antara para ibu itu kurang memahami investasi. Mereka lebih memilih investasi atau asuransi berdasarkan teman atau saudara yang menawarkan. Ada juga yang berinvestasi karena enggak enak sama teman. Padahal, belum tentu investasi itu yang dibutuhkannya dan sesuai dengan anggaran keuangannya saat ini,” tandas Prita.