CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam merencanakan kelahiran ada beragam metode kontrasepsi atau Keluarga Berencana (KB) mulai dari IUD, pil KB, suntik, implan dan lainnya. Salah satu yang paling populer adalah pil KB. Tentunya keputusan mengonsumsi pil KB harus melalui pertimbangan matang. Ada kemungkinan seseorang merasa tidak cocok dengan metode KB yang digunakan. Apalagi, pil KB bekerja dengan mempengaruhi hormon dalam tubuh.
Dibandingkan dengan metode KB lainnya, pil KB adalah yang paling mudah aksesnya. Tidak perlu melalui prosedur tertentu di rumah sakit atau dengan dokter kandungan, pil KB bisa dikonsumsi sendiri, seperti halnya mengonsumsi vitamin.
Bahkan untuk pertama kalinya, pemerintah California, Amerika Serikat, memberi akses obat pencegah HIV tanpa harus dengan resep dokter. Salah satu jenis obatnya yaitu pre-exposure prophylaxis (PrEP) bekerja serupa dengan pil KB. Sementara di Indonesia, pil KB juga menjadi pilihan banyak wanita yang ingin mencegah kehamilan. Jika dikonsumsi dengan tepat, pil KB 99,9 persen efektif mencegah kehamilan.
Metode KB yang bersifat hormonal seperti pil KB juga mengubah cairan serviks menjadi lebih kental sehingga sulit dilewati sperma. Konsekuensinya, mustahil bagi sperma untuk bisa berenang hingga mencapai sel telur. Tak hanya itu, pil KB juga mengondisikan dinding rahim sedemikian rupa, sehingga sel telur yang telah dibuahi sukar menempel dan bertumbuh.
Namun, tidak semua wanita yang aktif secara seksual direkomendasikan mengonsumsi pil KB. Ada beberapa perkecualian terhadap wanita berusia di atas 35 tahun yang aktif merokok, penderita penyumbatan darah terutama di paru-paru, kaki, dan lengan, penderita jantung atau gangguan hati akut, penderita kanker rahim atau kanker payudara, dan wanita dengan tekanan darah tinggi. Sampaikan kepada dokter kandungan jika Anda pernah atau sedang memiliki kondisi di atas, termasuk jika ada saudara kandung yang menderita penyumbatan darah.
Berikut ini beberapa efek samping pil KB yang kerap terjadi
1. Menstruasi lebih lama
Baca Juga:
Sangat mungkin ketika hormon berubah akibat pengaruh pil KB, maka menstruasi terjadi di luar prediksi. Pil KB bekerja sehingga dinding rahim luruh dan mustahil terjadi pembuahan. Ketika proses awal seseorang mulai mengonsumsi pil KB, biasanya yang terjadi adalah menstruasi terjadi lebih lama bahkan volume darah yang keluar juga lebih banyak. Selama tidak ada keluhan seperti nyeri di perut, tidak ada masalah. Namun jika terasa sakit, segera konsultasi pada dokter.
2. Berat badan naik
Bukan tidak mungkin pula efek samping pil KB membuat berat badan naik. Hal ini terjadi karena hormon estrogen dalam pil KB menyebabkan cairan dalam tubuh tertahan, terutama di bagian payudara dan pinggul. Bahkan, estrogen juga membuat sel lemak lebih besar ketimbang sebelum mengonsumsi pil KB.
Halaman