CANTIKA.COM, Jakarta - Ibu hamil kerap merasakan pegal dan tidak nyaman di sejumlah area tubuh. Sebabnya ada tekanan di area punggung, leher, otot perut, dan bahu. Tekanan-tekanan tersebut dapat membuat ibu hamil merasa pegal dan tidak nyaman. Salah satu solusi untuk meredakannya adalah dengan pijat. Namun, pijat ini tentunya tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Pijat ibu hamil memerlukan penyesuaian dan berbagai pertimbangan lainnya agar tidak membahayakan janin. Selain itu, pijat ibu hamil tentu berbeda dari pijat biasa. Terapis pijatnya harus memiliki pengetahuan tentang kehamilan dan anatomi ibu hamil. Posisi selama pijatan juga penting untuk menjaga keselamatan ibu dan bayi karena ada bagian tubuh yang tidak boleh dipijat.
Jika Anda berminat dengan pijat ibu hamil, pastikan terapis yang melakukan pijat merupakan terapis profesional bersertifikat yang telah berpengalaman memijat ibu hamil. Ini berarti terapis telah mengikuti pelatihan khusus, serta mengetahui praktik yang aman untuk ibu dan bayi.
Baca Juga:
Teknik pijat yang paling umum digunakan untuk pijat ibu hamil adalah effleurage, yaitu berupa usapan lembut, lambat, dan panjang. Sementara, tekanan yang lebih dalam mungkin dilakukan pada area tubuh yang jauh dari perut, misalnya seperti bahu.
Pijat ibu hamil biasanya hanya berlangsung sekitar satu jam menggunakan tempat tidur atau kursi khusus. Pijat ini dilakukan dalam beberapa posisi yang membuat ibu nyaman dan aman untuk bayi, seperti setengah berbaring atau berbaring ke arah samping sehingga tidak ada tekanan pada perut.
Selama melakukan pijatan, jangan berbaring telentang karena berat bayi dan rahim dapat menekan pembuluh darah dan mengurangi sirkulasi darah ke plasenta. Terapis juga akan menghindari memijat perut ataupun area yang dekat dengan perut karena dikhawatirkan akan membuat ibu tidak nyaman sekaligus berbahaya.
Pijat ibu hamil juga tidak disarankan dilakukan pada trimester pertama karena berpotensi menyebabkan keguguran. Sebab itu, sangat penting bagi Anda untuk berkonsultasi pada dokter sebelum melakukan pijat ibu hamil.
Sementara terkait manfaat pijat ibu hamil, hanya ada sedikit penelitian yang fokus pada hal ini. Secara keseluruhan, pijat ibu hamil dianggap memiliki beragam manfaat, seperti:
- Membuat tidur lebih nyenyak
- Merelaksasi tubuh dan mengurangi stres
- Menghilangkan kram otot dan nyeri di punggung bawah, leher, pinggul, serta kaki
- Meningkatkan sirkulasi darah yang dapat mengurangi pembengkakkan, terutama di kaki
- Mengurangi tekanan pada sendi yang menahan beban
- Meredakan nyeri persalinan
- Meningkatkan kelenturan kulit dan jaringan di bawahnya
- Mengurangi ketegangan fisik dan emosional ibu hamil
- Mengurangi depresi dan kecemasan prenatal
Tapi untuk memastikan berbagai manfaat pijat ibu hamil ini dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Ada pula beberapa kondisi tertentu yang membuat ibu hamil sebaiknya tidak melakukan pijat, yaitu ibu hamil yang berisiko mengalami persalinan prematur, memiliki gangguan pembekuan darah, memiliki reaksi alergi terhadap minyak pijat, mengalami morning sickness, berisiko tinggi mengalami keguguran, serta memiliki kondisi kehamilan yang sangat berisiko, misalnya solusio plasenta, preeklampsia, atau diabetes gestasional.
Pijat ibu hamil umumnya dianggap aman setelah trimester pertama dan setelah mendapat persetujuan dokter. Namun, selalu ingat untuk berhati-hati dan konsultasikan pada dokter sebelum Anda melakukan pijat ibu hamil. Hal ini dilakukan agar keamanan Anda dalam melakukan pijat ibu hamil menjadi lebih aman.
Carilah terapis yang terpercaya atau mintalah rekomendasi pada dokter (jika ia memilikinya). Tanyakan pula minyak pijat yang digunakan oleh terapis, dan pastikan bahwa Anda tidak memiliki alergi terhadapnya.
Jika terjadi reaksi alergi dapat menimbulkan masalah lain, seperti gatal, ruam, muntah, mual, atau bahkan pingsan. Selain itu, jika setelah melakukan pijat ibu hamil muncul gejala-gejala yang tidak biasa, segera periksakan diri Anda pada dokter.