CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagai salah satu satu dewan juri ajang Dancow Kreasi Anak Indonesia atau DKAI, Shahnaz Haque mengaku takjub dan bangga dengan kreasi dan inovasi anak-anak Sekolah Dasar (SD) se-Indonesia. Presenter senior yang juga praktisi tumbuh kembang anak ini menyadari pentingnya menumbuhkan kreativitas anak sedari dini. Tujuannya agar anak mandiri dan mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi serta bisa mengendalikan teknologi.
“Anak yang kreatif selalu laku di mana-mana. Di era digital ini, kalau kreasi anak cuma menggambar pegunungan dua, besok kita semua enggak ada. Karena akan diganti semua dengan teknologi. Ini salah satu tujuan DKAI menciptakan anak-anak yang kalau dulu out of the box, sekarang adalah there is no box. Berpikir yang enggak ada kotak lagi,” kata Shahnaz Haque saat ditemui di acara Dancow Kreasi Anak Indonesia di Jakarta, Selasa 5 November 2019.
Ibu tiga putri ini lebih lanjut menjabarkan, “Oleh karena itu, DKAI menyasar anak usia Sekolah Dasar atau SD agar memacu dan mendukung kreativitas anak sejak dini. Kreasi mereka dibagi ke dalam empat pilar, yaitu ilmu pengetahun dan teknologi, nutrisi, lingkungan, serta seni dan kreativitas.”
Kebersamaan 20 finalis Dancow Kreasi Anak Indonesia bersama guru, fasilitator, jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, serta manajemen Dancow di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa 5 November 2019. Tempo/Silvy Riana Putri
Lalu, apa saja yang bisa dilakukan orang tua dalam memicu kreativitas anak sejak dini?
Menurut istri Gilang Ramadhan ini, sebaiknya orang tua mengasuh buah hati yang tidak memanjakan sedari awal.
“Terutama untuk ayah dan bunda yang baru punya buah hati. Mengasuh buah hati kita seperti layaknya melihat dari jauh, jangan mengasuh mereka seperti helikopter. Kalau kita terlalu melindungi mereka terkadang membuat anak-anak mandul kreativitasnya,” tutur perempuan berusia 47 tahun ini.
Shahnaz menambahkan, “Pertama, jangan pernah menghabiskan makanan anak yang tidak habis. Alasan pertamanya kita bertambah gemuk, kedua adalah tidak mengajarkan anak untuk menyelesaikan tanggung jawab.”
Lalu, Shahnaz menyarankan janan pernah mengantarkan pekerjaan rumah anak yang ketinggalan ke Sekolah. “Tujuannya agar anak menyelesaikan konsekuensinya. Akhirnya, dia belajar menemukan solusinya, bangun lebih pagi atau menyiapkan dari malam hari. Dulu, kadang-kadang anak-anak saya mengatakan ‘kejam banget Bubu sama Bapak. Eh gapapa, nanti kamu akan rasakan manfaatnya’. Sampai kapan kami bisa mendampingi anak-anak. kalau saya enggak ada, gimana,” imbuh Shahnaz.
Selain itu, ia juga merekomendasikan sesekali orang tua menciptakan kondisi yang di luar keseharian anak. “Coba sesekali kasih situasi yang kepepet, sulit, tidak penuh dengan fasilitas. Perhatikan deh. Anak bisa terpicu kreativitasnya, menyelesaikan masalah. Kreasi sebenarnya begitu menyelesaikan masalahnya sendiri,” tandas Shahnaz.