CANTIKA.COM, Jakarta - Memperingati Hari Kesehatan Nasional yang diperingati setiap 12 November, dampak dari gizi buruk yang terjadi pada anak masih menjadi sorotan utama. Sebanyak 282.627 balita atau 32,9 persen dari total 859.501 balita di Kabupaten Bogor menderita stunting atau anak kerdil. Data dihimpun Dinas Kesehatan daerah setempat hingga akhir 2018.
Kepala Dinas Kesehatan Mike Kaltarina mengungkapnya sebagai refleksi pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 di Kabupaten Bogor. Peringatan dijanjikan menjadi momentum penanganan stunting secara intensif.
"Untuk jumlah penderitanya pada 2019 belum terlihat, karena pada Desember nanti kami baru akan mengevaluasi," ujar Mike di Kantor Dinas Kesehatan, Cibinong Kabupaten Bogor, Selasa 12 November 2019.
Ia mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting di Kabupaten Bogor. Di antaranya adalah program pemberian makanan tambahan (PMT) dan penyuluhan kepada masyarakat.
“Pencegahannya yaitu memberikan makan asupan yang baik lewat PMT ini, dalam penyuluhannya dari balita lahir supaya tidak stunting, intinya dari mulai bayi sama remaja,” kata Mike.
Sebagai informasi, stunting adalah kondisi tubuh seseorang tumbuh lebih pendek dari postur ideal. Kondisi tersebut salah satunya disebabkan karena kekurangan gizi kronis sejak bayi.
Secara nasional, Kementerian Kesehatan mengklaim telah menurunkan angka kasus stunting sekitar 10 persen dalam kurun lima tahun terakhir. Hal itu diungkap Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto melalui pidatonya yang dibacakan oleh Mike Kaltarina saat peringatan HKN.
"Meskipun dalam lima tahun terakhir angka stunting telah berhasil diturunkan hingga 10 persen, tetapi stunting masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi masyarakat," tandas Mike.
ANTARA