CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah Anda lagi pengen-pengennya makan mi instan? Yuk, luangkan waktu sejenak untuk membaca ini seputar kandungan mi instan. Sesuai namanya, mi instan adalah makanan yang bisa disajikan dalam sekejap. Harganya murah, rasanya juga enak. Tidak heran jika makanan ini menjadi salah satu favorit orang Indonesia.
Namun, banyak kekhawatiran telah dikemukakan di masa lalu mengenai dampaknya terhadap kesehatan. Mi instan sebenarnya bisa mengandung gizi asal diolah dengan cara yang tepat, misalnya menambahkan sayuran dan telur. Tapi, kebanyakan orang tidak menambahkan gizi lainnya karena rasanya sudah enak.
Sebelum Anda mengkonsumsi mi instan secara berlebihan, mari simak beberapa alasan mengapa Anda harus mulai mengurangi intensitas makannya, seperti dilansir laman Times of India
1. Tinggi MSG
Sebagian besar mi instan mengandung monosodium glutamate (MSG), zat tambahan yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Penelitian telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi MSG berlebih dapat memiliki efek merugikan seperti kenaikan berat badan, peningkatan tekanan darah, dampak negatif pada otak, dan sakit kepala.
2. Membuat ketagihan
Tanpa disadari, Anda mungkin sudah mulai ketagihan mi instan. Apa alasannya? Tidak lain adalah MSG. Zat ini dapat memicu pusat kesenangan otak, membuat Anda menginginkan lebih. Hal ini dapat menyebabkan perilaku kecanduan.
3. Gizi rendah
Banyak orang mengganti menu makan utamanya dengan mi instan. Padahal makanan ini mengandung banyak kalori, gula, lemak jenuh, dan tanpa protein atau serat. Menu yang ideal sarat gizi, dilengkapi dengan serat, protein, dan zat gizi lainnya. Tubuh Anda membutuhkan gizi penting untuk membantu fungsi sel dan jaringan.
4. Tinggi sodium
Mi instan mengandung tinggi natrium. Kelebihan natrium terkait dengan banyak kondisi serius seperti tekanan darah tinggi, stroke, gagal jantung, batu ginjal, dan kanker lambung.
5. Kontaminan lain
Banyak sampel mi instan di dunia telah diuji positif mengandung banyak logam berat seperti timah, merkuri, arsenik, dan tembaga. Konsumsi logam-logam dibatasi ini hanya sampai jumlah tertentu. Kelebihan zat-zat tersebut dapat menyebabkan keracunan logam yang konsekuensinya antara lain kerusakan organ, perubahan perilaku, dan kemunduran kemampuan kognitif.
MILA NOVITA