CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagai salah satu staf khusus (stafsus) Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Ayu Kartika Dewi ditugaskan di bagian toleransi dan keberagaman. Tugas ini cocok dengan latar belakangnya sebagai penggagas program Seribu anak Bangsa Merantau untuk Kembali atau Sabang Merauke bersama kedua temannya pada 2012. Program ini pertukaran pelajar anak Sekolah Menengah Pertama atau SMP tinggal di rumah keluarga yang beda agama dan etnis saat liburan sekolah.
Terhitung sudah lima hari, Ayu dan keenam staf khusus (stafsus) lainnya menjalankan tugas barunya sejak dilantik pada Kamis 21 November 2019. Saat diwawancarai Deddy Corbuzier dalam talkshow Hitam Putih pada 26 November 2019, lulusan Universitas Airlangga itu mengungkap ada dua jenis tugas yang diberikan oleh Presiden Jokowi.
“Jadi kan sebenarnya sekarang tugas-tugas udah mulai bertumpuk nih. Pak presiden udah mulai kasih-kasih tugas buat kita. Pak presiden kan selalu bilang tugasnya stafsus ada dua. Yang pertama menjadi teman diskusi pak presiden,” ucap perempuan berusia 36 tahun ini.
Managing Director Indika Foundation ini memaparkan lebih lanjut, “Jadi, tugas kita adalah ngide. Tapi ngide yang konstruktif yang solutif. Yang beneran bisa diimplementasikan. Dan yang kedua adalah jadi jembatan. Ngobrol sama komunitas-komunitas, organisasi.”
Menurut Ayu, peran menjadi “jembatan” dari presiden ke masyarakat atau sebaliknya sangatlah penting. Sebab jika mengandalkan proses yang ada bisa lama, kisah perempuan yang mendapat gelar MBA dari Duke University, Keller Scholarship, dan Fuqua School of Business dari program Fulbright Scholarship itu.
Semoga Ayu Kartika Dewi dan enam stafsus lainnya dapat mengoptimalkan peran mereka sebagai teman diskusi dan jembatan.
SILVY RIANA PUTRI | MILA NOVITA
