CANTIKA.COM, Jakarta - Kita mengenal astronomi adalah cabang ilmu alam yang meneliti benda-benda di langit, seperti planet, bintang, komet, dan lainnya. Selain itu, juga meneliti sejumlah fenomena alam di luar atmosfer Bumi. Apakah kamu yang sedang membaca ingin menjadi astronom? Coba dengar asyiknya bidang astronomi dari ilmuwan Premana Wardayanti Premadi.
Selain dikenal sebagai kepala Observatorium Bosscha, nama Premadi juga dijadikan nama asteroid oleh International Astronomical Union (IAU). Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga merupakan anggota Universe Awareness (UNAWE) dan turut mempelopori terbentuknya UNAWE Indonesia.
“Sebagai astronom pasti pendapat saya bias, tapi saya pikir astronomi itu sebagai bagian dasar dari science juga. Kita dulu belajar fisika, kimia, biologi, tapi lingkungan kita yang lebih besar adalah alam semesta itu sendiri. Tata surya, bumi itu, kok bisa punya air, itu datangnya dari mana. Jadi, kita lebih bisa mengapresiasi sumber hidup kita,” ungkap Nana sapaan akrabnya saat ditemui di acara GE Recognition for Inspiring Women in Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) di Jakarta Selatan, Rabu 27 November 2019.
Wanita yang sudah berkarier di bidang astronomi sejak 1997 ini menambahkan, “Dengan ilmu itu, kita mempelajari environment alam yang lebih luas, sehinga kita lebih tahu. Refleksi bahwa hidup kita sangat bergantung pada environment alami kita. Jadi, lebih mengapresiasi. Kita jadi mengerti bagaimana alam itu bekerja. Bagaimana manusia bergantung kepada makhluk hidup lain.”
Dosen astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Premana W. Premadi saat berkunjung ke Tempo, Jakarta, 2 Januari 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
Selain belajar mengapresiasi alam dan kehidupan, Nana jelaskan pula excitement menemukan hal-hal baru setiap harinya. “Dunia ini berkembang terus. Sebulan saja kita enggak baca jurnal, ketinggalan. Riset itu terus menerus, orang bekerja untuk sesuatu yang baru,” tutur perempuan yang menjabat sebagai kepala observatorium Bosscha sejak 2018 silam.
Ia menjelaskan lebih lanjut, “Discovery itu selalu ada setiap hari. Oleh karena itu, kita harus betul-betul bagi kerjaan sama teman-teman di Booscha. Alamnya besar banget, enggak bisa kita sendiri.”
Nana pun mengenang dampak perkembangan teknologi dengan astronomi. “Karena dunia ini develop terus, jadi tuh apa yang saya kerjakan pas Ph.D, walaupun topiknya sama, sekarang cara kerjanya beda. Kemampuan komputansi 20 tahun lalu, itu beda banget sama yang sekarang,” papar Nana.
“Teleskop yang dulunya cuma 60 cm, sekarang ukurannya sekian belas meter. Dulu enggak ada teleskop X-ray, sekarang ada X-ray. jadi banyak hal baru yang perlu kita pelajari, yang tadinya enggak kelihatan jadi kelihatan. Yang tadinya enggak ada isu, jadi isu,” pungkas perempuan yang sudah bergabung di Bosscha sejak 2000.