CANTIKA.COM, Jakarta - Ada beragam alasan seseorang menjalani operasi miss V atau vagina. Mulai dari kepuasan seksual maupun pertimbangan lainnya. Operasi ini masih menuai kontroversi, apakah manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya. Sebab itu semua pertimbangan perlu diperhitungkan sebelum menjalani operasi vagina.
Operasi vagina ada dua jenis, yaitu vaginoplasty dan labiaplasty. Vaginoplasty, yaitu prosedur yang bertujuan untuk mengencangkan vagina. Biasanya, keluhan otot vagina tak lagi kencang dialami oleh mereka yang sudah berusia lanjut atau pernah melahirkan secara normal.
Prosedur ini diklaim dapat mengencangkan jaringan-jaringan di sekitar vagina. Meski demikian, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) masih mempertanyakan klaim tersebut. Memang benar bahwa jaringan di sekitar vagina bisa meregang, bayangkan vagina menjadi jalan lahirnya kepala bayi. Meski demikian, vaginoplasty tidak menjamin meningkatkan gairah seksual.
Baca Juga:
Bagaimana seorang perempuan bisa lebih aktif di ranjang atau kepuasan pasangan tidak hanya dinilai dari seberapa kencang vagina saja. Ada banyak faktor lain yang berpengaruh seperti emosi, psikologis, hingga faktor-faktor interpersonal.
Jenis lainnya adalah Labiaplasty, operasi yang dilakukan pada “labia” atau bibir di sekitar vagina – atau lebih tepat disebut dengan vulva. Operasi ini bisa dilakukan tanpa harus menjalani operasi vaginoplasty.
Prosedur dapat dilakukan baik pada labia mayora atau labia minora, kedua bagian dari vulva yang besar dan kecil. Tujuannya adalah mengubah ukuran labia terutama apabila bentuk vagina dirasa tidak simetris.
Baca Juga:
Rata-rata panjang labia adalah sekitar 12 cm dengan kedalaman 10 cm. Namun pada orang-orang dengan bentuk vagina tidak biasa, bisa saja kondisi labia berpengaruh terhadap bagaimana mereka buang air kecil, haid, hingga penetrasi seksual.
Halaman