CANTIKA.COM, Jakarta - Kondisi pencernaan anak-anak yang masih rentan bisa memicu berbagai penyakit, salah satunya ialah diare. Penyakit diare adalah cara tubuh membersihkan diri dari kuman, dan sebagian besar kasus berlangsung beberapa hari hingga seminggu. Merujuk angka prevalensi secara nasional di tahun 2018 mencapai 12,3 persen, namun ada kabar baik angka tersebut saat ini turun menjadi 4,5 persen di tahun 2019.
Diare sering terjadi ditandai dengan demam, mual, muntah, kram, dan dehidrasi. Beberapa alasan paling umum anak-anak terkena diare meliputi infeksi dari virus seperti rotavirus, bakteri seperti salmonella dan parasit seperti giardia.
Virus adalah penyebab paling umum diare pada anak. Gejalanya dimulai dari frekuensi buang air dan tekstur tinja yang berair, gejala infeksi gastroenteritis virus sering termasuk muntah, sakit perut, sakit kepala, dan demam.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr Wiendra Waworuntu, M.Kes mengatakan ketika mengobati diare dengan penyebab virus yang bisa bertahan 5-14 hari agar tidak kehilangan cairan maka perlu oralit dan asupan zinc.
Sayangnya menurut Wiendra masih ada salah kaprah dalam pengobatan diare. Misalnya hanya memberikan air yang banyak kepada anak mengabaikan oralit. Padahal, air tidak cukup karena tidak ada kandungan natrium, kalium, dan zat lainnya yang dapat merehidrasi.
"Untuk diare dengan penyebab virus maka dipastikan konsumsi oralit dan jaga agar anak Anda tetap terhidrasi dengan aman. Sementara jika penyebabnya karena bakteri, maka dibutuhkan antibiotik untuk pengobatan," ucap Wiendra dalam konferensi pers Diseminasi Praktik Baik Program Integrasi Zat Gizi Mikro di Provinsi Jawa Timur dan nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 14 Januari 2020 di Jakarta.
Selain itu, salah kaprah lainnya menurut Wiendra, banyak orang tua yang menganggap jika BAB diare selesai dalam 2-3 hari maka itu berarti anak-anak berhenti mengonsumsi zinc.
"Kenapa harus patuh minum zinc selama 10 hari karena diperlukan untuk metebolisme tubuh dengan memperbaiki sel-sel yang rusak dan memperbaiki gizi saat anak dehidrasi," pungkas Wiendra.
EKA WAHYU PRAMITA