CANTIKA.COM, Jakarta - Hingga Selasa sore, 10 Maret 2020, Pemerintah Indonesia melalui juru bicara dokter Ahmad Yurianto mengumumkan jumlah kasus positif virus corona atau COVID-19 menjadi 27 orang. Beberapa di antaranya adalah imported case, artinya orang yang positif virus corona pernah bepergian ke luar negeri.
Hal ini tentu menambah kekhawatiran akibat mewabahnya COVID-19. Infeksi yang menyerang sistem pernapasan ini sekilas memang mirip dengan flu biasa. Sebab itu, penting untuk mengetahui perbedaan gejala COVID-19 dan flu biasa.
Flu biasa dan COVID-19 sebenarnya sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan manusia. Akan tetapi, kedua virus ini berasal dari golongan yang berbeda.
Berikut adalah perbedaan gejala virus corona dan flu biasa yang perlu Anda ketahui
1. Gejala flu biasa
Flu adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung dan tenggorokan. Virus penyebab flu biasa berasal dari golongan rhinovirus. Virus ini menyebar dari manusia ke manusia lainnya melalui percikan cairan yang dikeluarkan ke udara oleh penderitanya saat batuk, bersin, atau berbicara.
Anak-anak di bawah usia enam tahun rentan mengalami flu. Akan tetapi, orang dewasa juga dapat mengalami jenis penyakit ini. Secara umum, gejala flu yang ditimbulkan, antara lain hidung berair, sakit tenggorokan, batuk, bersin, demam (jarang), hidung tersumbat, sakit kepala ringan, badan terasa linu dan merasa lemas.
Selain itu, orang yang sebelumnya pernah mengalami kondisi medis, seperti asma, diabetes, penyakit jantung, tampaknya lebih rentan untuk menjadi sakit parah akibat virus.
Gejala infeksi COVID-19 sebenarnya bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Umumnya, gejala COVID-19 dapat muncul 4-10 hari setelah terpapar dari orang yang menderita. Secara umum gejala yang utama antara lain demam tinggi, batuk kering, merasa lemas dan sesak napas.
Gejala di atas biasanya tergolong ringan dan dapat muncul secara bertahap. Penderita COVID-19 juga bisa mengalami nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, pilek, atau diare. Namun, gejala ini jarang terjadi dan tidak khas.