CANTIKA.COM, Jakarta - Untuk mengurangi meluasnya penyebaran virus corona baru atau COVID-19 di Indonesia, sejumlah pemerintah daerah seperti DKI Jakarta, Bandung, Bekasi hingga Semarang menerapkan belajar di rumah selama dua pekan sejak 16 Maret 2020 hingga 30 Maret 2020. Selain mendampingi anak-anak belajar di rumah, orang tua juga bertanggung jawab memberikan edukasi soal COVID-19 ini kepada buah hati.
Berikan pemahaman yang mudah dimengerti sesuai usia mereka. Hindari pula nuansa kecemasan dan panik dalam menjelaskan dampak terburuk dari virus tersebut
Melansir laman Good Housekeeping, beberapa psikolog dan pekerja sosial, membagikan kiat yang paling bermanfaat, tenang, dan produktif untuk melakukan percakapan ini dengan anak-anak.
1. Hindari membahas berita yang menimbulkan kecemasan
Pada saat ini, anak-anak mungkin telah mendengar sesuatu tentang COVID-19 dan mereka mungkin memiliki pertanyaan dan ketakutan. "Jika mereka belum mendengar apa-apa tentang virus, jangan menaruh ketakutan di kepala mereka," kata Rebecca Schrag Hershberg, Ph.D., seorang psikolog klinis yang berbasis di New York, Amerika Serikat dan penulis The Tantrum Survival Guide.
"Awali dengan penjelasan bahwa beberapa orang mendapatkan virus baru ini, lalu ikuti dengan tindakan pencegahan, contohnya sangat penting untuk mencuci tangan. Jangan membahas panjang soal hal-hal menakutkan bagi si kecil."
2. Bicara dengan nada tenang
Meskipun sangat penting untuk berbicara dengan anak-anak tentang berita yang mungkin membuat mereka sedih, Anda tidak harus membuatnya menjadi pembicaraan yang serius. Lebih baik Anda menggunakan nada santai dan informal yang menunjukkan bahwa masalahnya sedang ditangani.
"Hal utama yang dapat diambil untuk anak-anak kita adalah bahwa ada begitu banyak dokter, ilmuwan, dan profesional kesehatan lainnya yang bekerja sangat keras untuk membantu mereka yang sakit dan melindungi mereka yang sehat," tutur Debbie Zeichner, LCSW, seorang pelatih pengasuhan anak berbasis di San Diego, California.
3. Pahami anak bisa jadi cemas
Orang tua juga harus menyadari bahwa kecemasan anak-anak sering muncul secara tidak langsung, sehingga mereka mungkin menyembunyikan emosi ini. Anda pastikan mereka nyaman di situasi ini sembari dipastikan melakukan tindakan pencegahan.
4. Diskusikan sesuai usia anak
Anda paling mengenal anak-anak Anda, jadi terserah Anda untuk menyesuaikan tingkat informasi yang Anda berikan kepada mereka. Pastikan sesuai usia mereka, awali dengan mengetahui seberapa jauh pengetahuan anak-anak tentang COVID-19.
"Awali dengan mengajukan pertanyaan tentang apa yang dipahami anak Anda, sehingga Anda dapat menyesuaikan penjelasan Anda," jelas Emily Edlynn, Ph.D.
Namun, sebagai aturan umum, ketika Anda berbicara kepada anak-anak prasekolah, tekankan pada cara mencuci tangan yang baik. "Anda mungkin berkata, 'Beberapa orang sedang sakit sekarang, jadi kita harus terus mencuci tangan dan membuat pilihan sehat kita!'" jelas Katie Hurley, LSCW.
Untuk anak usia sekolah dasar, kemungkinan besar mereka telah mendengar kata virus corona secara khusus. "Fakta dan strategi terbaik untuk kelompok usia ini," kata Hurley. "Anda mungkin berkata, 'Ini adalah virus yang tampaknya menyebar dengan cepat dan terjadi di seluruh dunia. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan mencuci tangan dan tinggal di rumah jika kamu merasa sakit'." Sekali lagi, ada baiknya untuk meyakinkan mereka bahwa Anda melakukan segala daya Anda untuk menjaga mereka tetap aman dan sehat.
Untuk anak-anak yang lebih tua selain memastikan mereka memahami fakta tentang penyakit ini, penting juga untuk berbicara tentang fakta bahwa tidak lucu ketika orang sakit dan tidak membuat lelucon tentang itu. Anda juga dapat mendorong mereka untuk mengatakan , 'Itu tidak lucu,' jika mereka mendengar 'lelucon' di sekitar kampus.
5. Orang tua jadi contoh yang tenang
"Sikap orang tua sangat penting," kata Zeichner. "Jika kita cemas atau ambivalen, anak-anak kita dengan mudah memahami hal ini. Sering dikatakan bahwa emosi itu menular, yang disebabkan oleh kimia otak kita - terutama karena sistem saraf anak-anak kita memberi makan sistem saraf kita untuk informasi dan regulasi. Kita harus menjadi sosok yang aman untuk emosi mereka, daripada berkontribusi pada ketakutan mereka. Saya suka menyebutnya memiliki 'kepercayaan diri yang tenang.' "
6. Jangan dipenuhi amarah saat mengingatkan anak
Ya, menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda membantu penyebaran kuman. Tetapi sekarang orang dewasa sudah tahu betapa sulitnya menghindari menyentuh wajah mereka sendiri.
"Kita bisa melakukan yang terbaik untuk membiasakan anak tentang kuman, bagaimana kuman menyebar, dan bagaimana ketika kita menjaga tangan kita bersih dan jauh dari wajah kita, itu membantu kita tetap sehat," ucap Zeichner.
"Tapi tidak mungkin mengendalikan apa yang dilakukan anak-anak kita dengan tangan mereka dalam situasi ini." Pastikan selalu mengingatkan mereka dalam suasana santai, jangan dengan dipenuhi amarah.
YUNIA PRATIWI