CANTIKA.COM, JAKARTA - Setelah Walikota Bogor Bima Arya, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dinyatakan positif virus corona baru atau COVID-19 pada Selasa, 24 Maret 2020. Cellica menyampaikan kabar tersebut melalui unggahan video di Instagram.
"Baru saja tadi saya menerima hasil swab tes mandiri dan lima orang dinyatakan positif, hal ini sudah saya sampaikan kepada Gubernur, saya dan empat orang lain isolasi di rumah sakit," kata Cellica, Selasa 24 Maret 2020.
Cellica pun meminta masyarakat agar tidak berkerumun dan membatasi interaksi dengan orang lain. Ia juga memohon doa kepada seluruh masyarakat Karawang, Jawa Barat, karena tengah menjalankan isolasi secara mandiri di salah satu rumah sakit di Karawang.
"Saya mohon sekali, ini serius dan saya hanya minta untuk tetap tinggal di rumah sementara waktu ini. Jujur saya tidak mengalami gejala apapun, sedikitpun, tapi virus itu tetap masuk. Jadi saya mohon untuk jalankan social distancing. Sehat selalu untuk semua," tulisnya.
Bicara kasus positif corona tanpa gejala, menurut suatu studi dalam laman We Forum disebutkan sekitar 60 persen orang yang terinfeksi corona menunjukkan gejala ringan atau tidak ada. Studi juga menunjukkan orang tanpa gejala dapat menginfeksi orang lain.
Sebanyak 6 dari 10 orang yang terinfeksi virus corona mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit ini. Berkaca dari penelitian ini sejumlah kebijakan antisipasi diberlakukan mulai dari menutup semua sekolah dan melarang pertemuan publik untuk menghentikan kasus ringan dan tanpa gejala yang memicu meluasnya penyebaran virus.
Para peneliti menduga ada kumpulan orang yang tidak terdeteksi karena memiliki gejala ringan atau sama sekali tak bergejala beraktivitas dan menularkan pada orang-orang yang rentan seperti mempunyai penyakit penyerta seperti diabetes, penyakit jantung, dan ginjal.
Sebuah studi baru lainnya menunjukkan ada 37.400 orang positif virus di Wuhan, Cina, yang tidak diketahui pihak berwenang dan memiliki gejala ringan atau tidak sama sekali.
Wu Tangchun, ahli kesehatan masyarakat di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, Cina, yang memimpin penelitian tersebut memperkirakan setidaknya 59 persen dari individu yang terinfeksi tanpa diuji ke luar berpotensi menginfeksi orang lain.
"Hal ini mungkin menjelaskan mengapa virus menyebar begitu cepat di Hubei dan sekarang beredar di seluruh dunia," jelasnya.