CANTIKA.COM, Jakarta - Di tengah pandemi corona dan beraktivitas di rumah saja, banyak di antara kita saling berbagi cerita sulit tidur di aplikasi chatting atau media sosial. Termasuk kamu? Beragam dugaan penyebabnya mulai dari kecemasan karena kondisi pasien positif corona terus bertambah, bertanya-tanya kapan situasi ini akan berakhir hingga jenuh.
Lalu, apa penyebab sebenarnya dari sisi psikologi? Menurut spesialis kedokteran jiwa Jiemi Ardian, pemicu pertama kurang tidur ialah rasa takut kurang istirahat yang disebut dengan cemas antisipasi.
Baca Juga:
"Nah mau diminumin obat kalau kita masih berpikir dengan pola yang sama, 'Aduh gimana nih nanti kalau susah tidur sistem imunnya.' Itu yang akan bikin susah tidur, yang jadi biang masalahnya," kata Jiemi melalui kanal YouTube-nya, Jumat, 27 Maret 2020.
Langkah apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah sulit tidur tersebut? Pertama, dibenahi dulu pola pikir kita, mulailah berpikir bahwa masa depan itu tidak ada yang pasti dan kita hanya mengetahui masa kini.
"Betapa pun usaha kita mengendalikan masa depan itu tetap tidak pasti. Ya sudah belajar dilepaskan. Tapi bagaimana melepasnya kalau pikiran saya tetap mikirin itu? Betul pikiran kita memang liar, kita tidak bisa kendalikan dengan mudah. Satu satunya cara untuk otak-atik pikiran adalah memikirkan hal tersebut," papar Jiemi.
Baca Juga:
Kita geser ke mana pikiran? Jiemi menyarankan agar mulai berpikir hal yang netral, misalnya besok mau makan apa atau memikirkan tadi pagi sarapan berapa sendok, pisang yang dimakan tadi kalorinya berapa, sesuatu yang sifatnya membuat pikiran kita nggak ke mana-mana dan biasa saja. Apa pun terserah, yang penting geser pikiran antisipasi tadi ke hal-hal yang bersifat netral.
Kedua, lakukan sleep hygiene, mulai dari lampu mati, jangan tidur sambil lihat televisi atau ponsel 30 menit sebelum tidur, suhu 3 derajat di bawah suhu ruangan. Pilih juga kasur yang membuat kita lebih nyaman, entah itu yang lebih keras atau empuk.
Bila rasa kantuk sudah datang, Anda bisa mencoba tiduran. "Kalau tidak bisa tidur satu jam setelah berada di kasur, jangan memaksakan diri untuk tidur tapi turun dan bergerak," tuturnya.
Lakukan aktivitas ringan, tapi jangan main ponsel karena itu justru bisa mengganggu tidur. "Kalau saya lebih menyarankan melakukan aktivitas yang kita benci. Contoh saya tidak suka sikat kamar mandi, ya sudah lakuin. Jadi pikiran merasa nggak suka, mendingan tidur," tambahnya.
Ketiga, jika dengan cara mengalihkan ke pikiran dan sleep hygiene sudah tidak bisa dan sudah mau pakai zat lain untuk membantu tidur boleh saja. Sebetulnya banyak zat yang bisa membantu tidur, teh chamomile misalnya.
"Yang pertama kali dilakukan sebetulnya adalah pikiran dan sleep hygiene. Obat itu sebetulnya tahap ke sekian. Kalau saya boleh memilih, saya akan perbaiki pola pikir dulu lalu. Misalnya butuh, ya, baru obat. Itu next step," serunya.
EKA WAHYU PRAMITA