CANTIKA.COM, Jakarta - Mereka yang positif terinfeksi virus corona berusaha memulihkan diri. Namun ketika sudah dinyatakan sembuh, bukan berarti bebas dari infeksi corona berikutnya.
Guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Ari Fahrial Syam mengatakan hingga kini belum terbukti ada pembuatan antibodi pada mereka yang pernah terjangkit virus corona. Karena itu, siapapun bisa menderita COVID-19, termasuk mereka yang sudah mengalaminya.
"Ketika sakit, tubuh akan merangsang sistem imunitas untuk membuat zat kekebalan tubuh atau antibodi agar kebal dari penyakit serupa," kata Ari Fahrial Syam, Kamis 2 April 2020. "Tapi untuk corona, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa bisa tercipta antibodi sehingga tidak terkena lagi."
Dekan FK Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, ahli penyakit dalam (Foto: Endri Kurniawan)
Selain karena antibodi yang belum terbukti terbentuk, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga mengatakan pola hidup bisa menjadi faktor penyebab terjangkit corona untuk kedua kalinya. Semua berkaitan dengan daya tahan tubuh dalam menangkal virus corona baru atau COVID-19 dan sejauh ini belum ada vaksin penangkalnya.
Ari Fahrial Syam menjelaskan virus corona hanya bisa dicegah dengan imunitas tubuh yang baik. "Artinya kalau tidak menjaga diri dengan istirahat cukup, makan makanan bergizi, mencuci tangan dengan air dan sabun atau melakukan kebiasaan buruk lainnya juga bisa meningkatkan risiko tertular kembali," katanya.
Masyarakat yang sudah dinyatakan sembuh dari virus corona jangan bersikap semaunya. "Jangan kembali dengan kebiasaan yang membuat kita sakit," ujar Ari Fahrial Syam. "Lakukan yang membuat kekebalan tubuh semakin kuat."
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA