CANTIKA.COM JAKARTA - Memasuki pekan keempat belajar dari rumah atau home learning untuk memutus mata rantai virus corona baru atau COVID-19, para ibu mulai atau bahkan sudah menghadapi anak-anak yang jenuh. Bayangkan mereka yang tadinya memiliki aktivitas ke sekolah, bermain, ekstrakulikuler, bertemu sanak saudara, kini hanya di rumah saja.
Lalu apa yang harus kita lakukan agar kesehatan mental anak-anak tetap terjaga di tengah pandemi corona? Menurut Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dan Psikiater Anak dan Remaja, Renvil Reynaldi penting sekali dan yang utama bagi orang tua harus memahami dan berempati dengan perasaan mereka.
Selain itu, berikut sejumlah tips untuk menjaga kesehatan mental anak dari Renvil Reynaldi
1. Merespons lebih baik
Menurut Renvil, orang tua perlu mengajak anak-anak berbicara dari hati ke hati di waktu dan tempat yang tepat. Tujuannya anak-anak merasa dihargai dan dimengerti.
"Jadi kita harus mendengarkan curhat (curahan hati) mereka. Misalnya dia bilang ‘lagi bosen banget nih Mama,’ ‘lagi kesel banget Papa’. Tentu kita harus bisa menurunkan risiko itu dengan bermain, jangan malah ikut marah," ucap Reynald dalam Obrolan Kesehatan Jiwa Live Instagram PDSKJI dengan tema "Tips Atasi Masalah Kesehatan Jiwa Anak di Masa Home Learning" pada Senin 13 April 2020.
2. Pemahaman edukasi
Orang tua juga bisa mengedukasi anak dengan menjelaskan mengapa mereka perlu di rumah saja. Beri penjelasan sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Kalau anaknya sudah remaja mungkin sudah tidak menjadi tantangan buat orang tua, mereka lebih memahami.
"Tapi bagaimana dengan anak-anak usia 3-6 tahun yang lagi aktif-aktifnya bereksplorasi. Tadinya ada kegiatan rutin ke sekolah, tentu menjadi tantangan untuk memberitahu sesuai dengan bahasa yang mereka pahami. Misalnya anak 6 tahun, kita bisa kasih tahu bagaimana sifat dari covid-19 ini. Bagaimana sifat dari virus, bagaimana caranya menular, apa itu droplets, yaitu percikan air liur atau bersin penderita COVID-19," ucapnya.
Edukasi tentang virus ini juga harus dibarengi dengan cara pencegahannya. Contohnya, membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan ataupun saat bermain.
"Selain cuci tangan ajarkan juga kalau terpaksa ke luar rumah atau harus bertemu dengan orang maka harus menggunakan masker. Sediakan masker khusus anak, orang tua bisa bekali anak dengan masker khusus," lanjutnya.
3. Ingatkan kalau masa ini bukan liburan
Perlu diingat bersama masa belajar dari rumah, bukanlah masa liburan untuk anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tetap menerapkan rutinitas seperti biasanya agar anak tetap bersemangat. Contohnya, lanjut Renvil, anak tetap bangun pagi, sarapan dan mengerjakan tugas dari sekolah yang diberikan. Orang tua mendampingi dan berkoordinasi dengan guru mereka.
4. Ajak bermain di rumah
Selain mendampingi belajar di rumah, orang tua juga tetap mendorong anak-anak beraktivitas sesuai kegemaran mereka. "Misalnya mereka bosan, ingin main di luar, ya kita temani-lah misalnya, keliling kompleks dengan mengenakan alat pelindung diri dan tidak berkerumun," imbuhnya.
Ajak anak-anak juga melakukan aktivitas fisik di rumah, misalnya merapikan barang-barang di rumah, di dapur, atau area bermainnya. Jangan lupa memberikan pujian, sebab berdampak baik bagi psikologi mereka.