CANTIKA.COM, JAKARTA - Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu atau MPASI dilakukan setelah anak berusia enam bulan. Pada periode emas atau 1.000 hari pertama, asupan bernutrisi berperan penting agar tumbuh kembang anak optimal.
Berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), strategi pemberian MPASI pada anak terdiri dari empat bagian sebagai berikut
- Tepat waktu, di mana MPASI mulai diberikan pada anak berusia 6 bulan.
- Adekuat, makanan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien anak.
- Aman dan higienis, MPASI harus dipersiapkan dengan cara yang aman, dan terjamin kebersihannya.
- Diberikan secara responsif, dimana MPASI harus diberikan dengan melihat tanda apakah anak tersebut lapar atau kenyang.
Dokter Spesialis Anak Miza Dito Afrizal mengatakan dalam pemberian MPASI, orang tua harus memperhatikan nutrisi penting yang dibutuhkan, baik mikronutrien maupun makronutrien. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya malnutrisi atau kekurangan gizi.
Ada empat nutrisi penting, yaitu karbohidrat yang merupakan sumber energi, protein (utamakan protein hewani), lemak, dan buah atau sayur dalam jumlah sedikit sebagai bentuk pengenalan kepada anak.
"Namun, konsumsi serat pada MPASI sebaiknya dibatasi, kandungan serat yang berlebihan pada MPASI dapat menyebabkan terjadinya sembelit pada anak itu," ucap Miza dalam Johnson's Expert Class virtual dengan topik "Pentingnya Gizi pada Periode MPASI" pada Jumat 15 Mei 2020.
Keempat nutrisi penting ini dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan. Contohnya karbohidrat diperoleh dari beras, kentang, ubi, atau gandum. Sementara protein terbagi atas dua, yaitu protein hewani dan nabati. Protein hewani dari telur, daging, ayam, ikan, dan udang, sedangkan protein nabati dari tempe dan tahu.
Untuk lemak dan penambah kalori bisa didapatkan dari minyak, mentega, dan santan. Sementara didapat dari konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
“Zat besi (Fe) juga tidak kalah pentingnya untuk mendukung tumbuh kembang dan perkembangan otak seorang anak. Kebutuhan zat besi pada anak di periode MPASI kurang lebih sebanyak 11 mg/hari," ungkap Miza.
Contohnya, lanjut Miza, zat besi dalam daging diserap 20 kali lebih tinggi dari bayam (0,6 mg vs 0,03 mg.
Saat mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar tubuh dapat menyerap kandungan tersebut secara optimal.
IDAI merekomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi minimal dua kali sehari. Saat mengonsumsi zat besi, sebaiknya juga mengonsumsi maknan yang mengandung vitamin C karena dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. Selain itu, hindari konsumsi susu dan teh, karena kalsium pada susu dan zat pada teh dapat menghambat penyerapan zat besi.