CANTIKA.COM JAKARTA - Untuk kali pertama Didiet Maulana membawa motif tenun ikat pada sajadah. Bersama Lasouk, merek sajadah premium asal Singapura dan Kanada, ia merilis tiga sajadah premium motif tenun ikat.
Kolaborasi ini bermula saat Didiet Maulana, desainer sekaligus direktur kreatif IKAT Indonesia, bertemu dengan Nadja Felgenheier dan Heikal Gani, pendiri Lasouk di Jakarta dalam suatu kesempatan. Selama diskusi, mereka bertiga menemukan titik temu ingin mengangkat budaya Indonesia dalam karyanya. Dari diskusi produktif itu, tercetuslah proyek kolaborasi rangkaian sajadah bertema Tenun Ikat.
"Saya sangat senang menyambut kolaborasi antar negara ini. Dengan kolaborasi ini, motif ikat akan semakin dikenal oleh pasar yang lebih luas. Motif tenun ikat yang dipilih dianggap mampu menyuarakan kekayaan budaya Indonesia yang begitu beragam dan penuh kearifan lokal," ucap Didiet Maulana dalam siaran pers yang diterima Cantika pada Senin, 8 Juni 2020.
Corak ketiga sajadah atau prayer mat ini mengelaborasi keindahan motif geometris Nusantara, dengan harmoni warna natural, dan mengangkat kekayaan alam Indonesia. Penasaran? Berikut rincian desain dan makna di balik motifnya.
1. Andjani Prayer Mat
Menggambarkan kesuburan tanah Indonesia dengan warna terakota yang membawa kehangatan. Andjani mengangkat motif tenun ikat dengan aksen yang menyatu melambangkan persatuan. Aksen ragam hias menyerupai tumpal di bagian tengah, adalah titik pusat yang menggambarkan keseimbangan dan harapan baik.
2 Ghalia Prayer Mat
Mengilustrasikan keindahan negara kepulauan Indonesia dengan warna hijau kebiruan yang harmonis untuk membawa rasa sejuk. Aksen warna coklat yang berpadu dengan garis biru menggambarkan pesona bahari, dan motif ikat yang saling berkesinambungan melambangkan kepercayaan yang tulus.
3 Shabira Prayer Mat
Melukiskan langit senja indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa dengan sentuhan warna biru dan merah yang syahdu. Aksen menjalar yang saling bertautan dalam bentuk motif ikat melambangkan keharmonisan dan persatuan di bawah cakrawala Indonesia.
Selain ragam motif, sajadah ini juga terbuat dari suede yang empuk di bagian atas dan karet anti-slip di bagian bawah. Tampil begitu istimewa dengan print Ikat yang dicetak dengan tinta air. Ukuran dan bahan yang mudah dilipat memudahkan sajadah untuk bisa dibawa sehari-hari.
Melalui deretan sajadah ini, motif khas Indonesia muncul menjadi produk urban yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Diharapkan pula bisa diterima pasar lokal maupun luar negeri. Selain di Indonesia, koleksi ini akan dipasarkan di cabang Lasouk di Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.