CANTIKA.COM, Jakarta - Penelitian dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menunjukkan ada kemungkinan virus corona menginfeksi otak dan mereplikasi di dalam selnya.
Ahli toksikologi di Johns Hopkins, Thomas Hartung mengatakan proses infeksi itu terjadi saat timnya memasukkan virus corona dalam jumlah kecil ke bola neuron kecil yang tumbuh dari sel induk. Dari situ ditemukan bahwa virus tersebut menginfeksi netron dalam 'otak mini' melalui protein ACE2, yang dikenal sebagai titik masuk atau reseptor Sars-Cov-2.
'Otak mini' ini dikembangkan empat tahun lalu sebagai organoid standar untuk pengujian toksikologi obat. Virus corona kemudian berkembang biak di dalam sel-sel otak. Dalam tiga hari, virus tersebut berkembang sepuluh kali lipat. "Sangat penting untuk mengetahui bahwa organ tubuh kita yang paling berharga (otak) dapat dipengaruhi oleh virus," kata Hartung seperti dilansir dari Express UK, Selasa 16 Juni 2020.
Ilustrasi otak. Pixabay
Meski begitu, belum jelas apakah kondisi ini berlaku kepada pasien Covid-19. Oleh karenanya, studi tersebut masih dalam tinjauan dan belum resmi diterbitkan. Intinya, masih belum jelas apakah Covid-19 mempengaruhi otak dan sel-sel saraf secara langsung dan apakah gejala-gejala ini disebabkan oleh kerusakan awal virus pada sistem kekebalan tubuh dan kardiovaskular.
Setidaknya penelitian ini menjadi sinyalemen awal kewaspadaan kinerja otak pasien Covid-19. "Memang perlu dipastikan lagi apa dan bagaimana virus Sars-Cov-2 mampu menembus pertahanan tubuh dan mengakibatkan peradangan parah di otak," ucap Hartung.