Seksolog Sarankan Buat Peta Seksual untuk Gairah Bercinta

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pasangan bercinta. Shutterstock.com

Ilustrasi pasangan bercinta. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kepuasan saat bercinta menjadi dambaan bagi setiap pasangan. Untuk merengkuh kenikmatan bersama, salah satunya lewat titik rangsangan yang pas. Tapi beberapa pasangan suami istri kerap menemui kendala titik mana saja yang ampuh memantik gairah.

Untuk mempermudah dalam mencari titik tersebut, seksolog klinis atau psikolog seksual Zoya Amirin pun membagikan tips jitunya, yakni lewat penggunaan peta seksual. Apa itu?

Peta seksual adalah suatu gambaran yang langsung diterapkan pada tubuh untuk mencari lokasi mana yang membuat seseorang terangsang dan tidak.

“Peta seksual tidak fokus pada kelamin dan payudara, melainkan seluruh bagian tubuh dan kulit. Karena pada dasarnya, seluruh badan ini adalah zona seksual,” katanya dalam live Instagram bersama @halodkt pada Sabtu, 20 Juni 2020.

Cara melakukannya cukup mudah. Zoya mengatakan bahwa setiap orang bisa meminta bantuan pasangan untuk mengeksplorasi diri dengan sentuhan, ciuman atau jilatan, lalu berikan peringkat.

Baca juga: Ketahui 5 Titik Sensitif Pria demi Gairah Bercinta

“Contohnya saat menyentuh bagian a, Anda bisa beri bintang satu sampai lima yang artinya tidak puas sampai memuaskan sekali. Lanjutkan terus hingga seluruh bagian tubuh,” jelasnya.

Dengan melakukan pemetaan seperti itu, setiap pasangan tentu jadi lebih teredukasi tentang spot mana saja yang membuat mereka dan pasangan terangsang. Hal ini bisa dilakukan dari pria ke wanita ataupun sebaliknya.

“Ini nantinya bisa dijadikan patokan untuk pengulangan saat bercinta. Karena sudah tahu bagian mana saja, ya bisa mulai dari yang biasa sampai memuaskan,” tandasnya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | INSTAGRAM

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."