CANTIKA.COM, Jakarta - Mendengkur atau ngorok selama ini diidentikkan dengan lelaki. Ternyata anggapan itu keliru. Berdasarkan studi terbaru dari ilmuwan Australia, kaum perempuan yang lebih banyak mendengkur.
Studi yang terbit dalam Journal of Clinical Sleep Medicine pada Mei lalu itu menyatakan perempuan memiliki potensi lebih besar terkena gangguan tidur dan mendengkur. Para peneliti juga menyebutkan perempuan cenderung mengalami masalah dengan memori dan konsentrasi lantaran serangan kantuk pada siang hari.
"Wanita cenderung lebih terpengaruh oleh gejala dan dampak yang ditimbulkan oleh mendengkur dan kantuk pada siang hari," ujar John Malouf, pendiri klinik SleepGP di Coolangatta, Australia, yang juga menjadi anggota studi.
Malouf dan rekannya, Allegra Boccabella, menganalisis data 750 pasien dewasa di Australia. Pasien tersebut mencari perawatan medis yang berkaitan dengan masalah tidur antara April 2017 dan Januari 2019.
Malouf dan Boccabella melihat catatan medis dan memberikan kuesioner kepada mereka. Pertanyaannya seputar tidur dan gangguannya. Misalnya, "Apakah Anda pernah mengalami kesulitan tidur?" atau "Apakah Anda pernah merasa sangat lelah dan mengantuk pada siang hari?"
Malouf dan Boccabella juga menanyakan apakah pasangan orang yang menjadi responden penelitian itu mendengkur. Hasilnya, sepertiga dari pasien menyatakan mereka mengalami masalah tidur dan ngorok pada malam hari. Uniknya, hal itu lebih sering terjadi pada perempuan.
Ilustrasi tidur. Shutterstock
Perbandingannya sangat jauh, 73:27. Selain itu, pasien perempuan melaporkan lebih banyak masalah pada siang hari. Jumlahnya mencapai 77 persen perempuan, sedangkan laki-laki 66 persen.
Soal konsentrasi saat bekerja karena serangan kantuk, perempuan jugalah yang terkena dampak paling signifikan. Jumlahnya mencapai 89 persen dan pria 74 persen. Sebanyak 80 persen perempuan mengatakan mengantuk pada siang hari dan menyebabkan masalah ingatan, sedangkan pria 58 persen.
"Memang kami belum menemukan penyebab masalah gangguan tidur dan mendengkur lebih banyak menyerang perempuan," ujar Boccabella. Hal inilah yang akan mereka eksplorasi lebih lanjut.
Beberapa penelitian sebelumnya, yang tidak berkaitan dengan studi Boccabella dan Malouf, menunjukkan bahwa faktor hormonal berperan dalam hal itu. Perbedaan anatomi dan fisiologis antara laki-laki dan perempuan mungkin juga sedikit-banyak berpengaruh terhadap masalah dengkuran.
Meski begitu, masalah tidur dan mengorok pada perempuan tidak begitu berdampak terhadap pasangannya. "Sebaliknya, perempuan akan terbangun saat mendengar dengkuran pasangannya," ujar Boccabella.
FIRMAN ATMAKUSUMA | LIVE SCIENCE | SCIENCE DAILY