CANTIKA.COM, Jakarta - Miss V atau vagina basah tanpa diikuti aroma menyengat atau warna keputihan yang abnormal merupakan kondisi yang tak perlu dikhawatirkan.
Vagina adalah membran mukosa yang permukaan dan jaringannya selalu lembap. Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap seberapa banyak cairan yang diproduksi vagina. Fluktuasi hormon wanita, kesuburan, hingga rangsangan dapat berpengaruh terhadap seberapa basahnya miss V. Sebaliknya, fase menopause juga bisa menyebabkan miss V terasa lebih kering.
Kali ini, kita mengulas beberapa pemicu miss V basah
1. Cairan vagina normal
Setiap harinya, sangat wajar apabila seorang wanita merasakan vaginanya basah. Rata-rata seorang wanita memproduksi 1-4 mililiter cairan vagina dalam sehari. Jumlah ini bisa berbeda-beda dari waktu ke waktu. Contohnya saat jelang masa ovulasi, miss V basah akan lebih terasa karena serviks memproduksi lebih banyak cairan.
2. Miss V berkeringat
Baca Juga:
Vagina basah juga bisa terjadi karena keringat atau vaginal sweat. Hal ini bisa terjadi saat mendapatkan rangsangan awal saat bercinta, area vagina membesar karena aliran darah lebih kencang. Inilah yang menyebabkan vagina bisa mengalami transudate sehingga terasa lembap di bawah sana.
Menariknya, miss V basah juga bisa terjadi saat tubuh memberikan respons secara fisiologis. Contohnya saat melihat gambar atau membaca sesuatu yang sensual. Meski demikian, bukan berarti hal ini berarti seorang wanita sedang horny atau terangsang.
Artinya, bukan berarti setiap kali seorang wanita mengalami vagina basah berarti dirinya sedang terangsang. Itu hanyalah respons tubuh secara umum yang menunjukkan bahwa vagina sedang menjalankan fungsi anatominya.
Baca juga: Gampang Kok Merawat Miss V, Cukup Penuhi 2 Syarat Berikut
3. Respons terhadap rangsangan
Miss V basah juga merupakan bagian dari respons seksual seorang wanita terhadap stimulus. Pada hal ini, yang bekerja memproduksi cairan adalah kelenjar Bartholin di kedua sisi bibir vagina. Cairan ini membantu melubrikasi vagina saat bercinta sehingga tidak merasakan iritasi atau gesekan yang tidak nyaman.
Miss V basah selama 1-2 jam setelah bercinta atau terangsang juga masih dianggap normal. Meski demikian, seiring dengan bertambahnya usia seorang wanita, kondisi vagina cenderung lebih kering karena produksi hormon estrogen semakin sedikit.
4. Perubahan hormon
Semakin tinggi level hormon estrogen seseorang, akan semakin aktif kelenjar Bartholin bekerja memproduksi cairan. Itulah mengapa orang yang menjalani terapi cara menyeimbangkan hormon kerap merasakan vagina basah. Semakin tinggi kadar estrogen seseorang, semakin encer pula cairan yang keluar dari vagina. Warna cairan ini adalah bening dan terasa licin. Bisa jadi, ini merupakan tanda seseorang sedang dalam masa subur.
5. Infeksi
Vagina basah dapat berarti alarm tanda bahaya ketika terjadi infeksi. Ciri-ciri utamanya adalah vagina terasa gatal, perih, hingga muncul sensasi terbakar. Tak hanya itu, keputihan setelah berhubungan juga bisa jadi sinyal terjadinya infeksi.
Beberapa contoh infeksi yang menyebabkan vagina basah dan mengeluarkan keputihan dengan aroma dan warna tidak normal adalah infeksi jamur, vaginosis bakteri, atau infeksi menular seksual lainnya.