CANTIKA.COM, Jakarta - Feby Febiola mengisahkan awal mulanya mengidap kanker ovarium melalui unggahan Instagram Stories pada Rabu, 22 Juli 2020. Ia banyak menerima pertanyaan dari warganet seputar kondisi kesehatannya, terutama usai jalani kemoterapi dan memotong rambutnya nyaris botak.
Menurut aktris 42 tahun ini kanker ovarium diketahui setelah pemeriksaan rutin ke dokter kandungan. Sebelumnya, ia sempat menjalani operasi pengangkatan kista ovarium pada akhir Mei 2020.
“Sakitnya,kanker ovarium stadium 1 C. Tapi asal kanker itu adalah tumor dan tumor itu udah diangkat,” ungkap Feby.
Menurut ia, tumor yang kini menjadi ganas itu berawal dari endometriosis, kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim.
“Tumor yang menghasilkan sel kanker itu tadinya dari endometriosis yang kelamaan, dibiarin karena memang aku lama banget nggak cek ke dokter kandungan,” paparnya.
Ia sengaja membiarkan kondisi itu karena tak merasakan gejala-gejala kanker ovarium. Penyakitnya baru diketahui setelah dia melakukan pengecekan rutin ke dokter kandungan dan melakukan pemeriksaan USG.
“Jadi buat perempuan-perempuan, cek aja 7 bulan sekali paling enggak,” imbaunya.
Setelah pengangkatan tumor, Feby diberi dua pilihan, mau kemoterapi atau tidak. Dia memilih kemoterapi enam kali, mumpung kondisinya sedang sehat. Ia juga tak ingin sel kankernya menyebar sehingga menyebabkan kondisi yang lebih parah.
Dilansir dari laman Healthline, kanker ovarium terjadi ketika sel-sel abnormal dalam ovarium mulai berkembang biak di luar kendali dan membentuk tumor. Jika tidak diobati, tumor menjadi ganas dan dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Ovarium merupakan dua kelenjar reproduksi wanita yang menghasilkan sel telur atau telur. Organ ini juga menghasilkan hormon wanita estrogen dan progesteron.
Belum ada penyebab pasti kanker ini. Namun, kondisi endometriosis seperti yang dialami Feby Febiola bisa meningkatkan risikonya. Selain itu, risiko kanker ovarium juga lebih tinggi pada perempuan di atas 50 tahun, merokok, menjalani terapi penggantian hormon saat menopause, memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium atau kanker payudara, serta menderita obesitas.
Risiko kanker ovarium juga meningkat pada perempuan yang pernah menjalani radioterapi dan menderita sindrom Lynch, penyakit keturunan ketika sel-sel tubuh tak mampu memperbaiki kesalahan pada kode DNA.
MILA NOVITA