CANTIKA.COM, Jakarta - Tanpa disadari, sejumlah orang melakukan body shaming dengan nada bercanda ataupun beralasan untuk membuka obrolan. Contohnya seperti apa?
Kata-kata seperti “Wah, kamu sekarang tambah gemuk, ya” atau “Kamu pasti kelihatan lebih cantik jika gemukan dikit” adalah contohnya. Meski tujuannya adalah bercanda atau agar pendengarnya memulai kebiasaan sehat, nyatanya hal ini malah menimbulkan efek negatif.
Baca Juga:
Sebuah studi menyatakan, body shaming atau mempermalukan orang lain dengan menyinggung bentuk tubuhnya akan membuat korbannya benci terhadap dirinya sendiri atau bahkan meneruskan pola makannya ke titik ekstrem sehingga semakin tidak sehat. Lebih buruk lagi, ini juga bisa memicu depresi hingga memiliki kecenderungan untuk bunuh diri juga bisa muncul sebagai dampak body shaming.
Standar sosial dan kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan membuat body shaming sering dipandang sebagai sesuatu yang biasa. Akibatnya, orang yang melakukannya sering kali tidak menyadari.
Tanda-tanda seseorang sering melakukan body shaming
1. Merasa lebih baik dari orang-orang yang obesitas atau memiliki kelebihan berat badan.
2. Sering mencela dan mengomentari bentuk tubuh orang gemuk dan berlindung di balik kata “bercanda” untuk menetralkan perilaku negatifnya.
3. Menggunakan bentuk tubuh orang lain sebagai usaha untuk terlihat lucu di depan orang lain.
4. Membiarkan orang lain memberikan celaan atau komentar negatif seputar bentuk tubuh seseorang.
5. Melihat badan kurus atau ideal sebagai bukti kesuksesan, keberhasilan mengontrol diri, dan ukuran kebahagiaan.
6. Menghakimi keputusan orang lain soal pilihan yang diambil untuk tubuhnya.
7. Menilai orang lain berdasarkan ukuran tubuhnya.
8. Memandang rendah orang lain yang bentuk atau ukuran tubuhnya tidak sesuai dengan standar diri sendiri.