CANTIKA.COM, Jakarta - Data International Osteoporosis Foundation menunjukkan satu dari tiga perempuan berusia di atas 50 tahun dan satu dari lima pria di atas 50 tahun berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Osteoporosis Indonesia atau Perosi, Fiastuti Witjaksono mengatakan osteoporosis perlu diwaspadai karena dapat terjadi tanpa gejala atau disebut juga 'silent disease'.
Fiastuti menjelaskan, seseorang biasanya baru tahu dalam kondisi osteoporosis setelah mengalami patah tulang. Khususnya pada perempuan, Fiastuti mengatakan ada tiga kondisi di mana wanita lebih rentan mengalami osteoporosis. Pertama, haid pertama yang terlambat; kedua, menopause dini; dan ketiga, ketika hamil. Tiga kondisi yang rentan ini masuk dalam faktor risiko osteoporosis yang tak dapat diubah.
Baca Juga:
"Usia, gender di mana perempuan lebih rentan, ras tertentu, riwayat keluarga, dan riwayat kesehatan adalah faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat diubah," kata Fiastuti dalam Instagram Talkshow Anlene 'Love Your Bones, Protect Your Future' pada Selasa, 20 Oktober 2020. Ada pula faktor risiko osteoporosis yang bisa diubah, antara lain menjaga pola makan dan asupan gizi yang baik, rajin berolahraga, berjemur sinar matahari, menghindari konsumsi kopi, alkohol, garam berlebih, dan jangan merokok.
Ilustrasi sakit pinggang/pinggul. healthpress.gr
Seksi Hubungan Luar Negeri Pengurus Besar Perosi, Rudy Hidayat mengatakan osteoporosis adalah kondisi kepadatan tulang menurun. "Akibatnya rentan mengalami patah tulang atau fraktur. Kalau sampai terbentur, terpeleset, atau keseleo bahkan yang ringan saja, bisa mengakibatkan patah tulang bahkan kematian," ucapnya.
Mengenai osteoporosis pada perempuan, Rudi menjelaskan, ketika mengalami menopause, kaum Hawa kekurangan hormon estrogen. "Ini yang memicu tulang keropos," katanya. Adapun kebutuhan kalsium berbeda untuk setiap kategori usia. Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 700 miligram kalsium, anak usia 4-8 tahun membutuhkan 1.000 miligram kalsium, dan remaja usia 9-13 tahun memerlukan 1.300 miligram kalsium. Sementara yang berusia 14-18 tahun membutuhkan 1.300 miligram kalsium. Untuk perempuan kebutuhan proteinnya 46 gram, dan pada pria 52 gram.
Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Suhyeon Choi)
Fiastuti melanjutkan, risiko osteoporosis juga berisiko terjadi pada ibu hamil. "Itu sebabnya ibu hamil harus cukup kalsium karena zat ini juga dibutuhkan oleh bayi yang dikandungnya," katanya. "Risiko osteoporosis ibu hamil lebih berat, karena kalsiumnya diambil dulu oleh anaknya."